Sam Altman CEO OpenAI Ungkap: 2025–2035 Akan Jadi Dekade Emas bagi Orang Biasa untuk Jadi Kaya Raya

Minggu 02 Nov 2025, 07:23 WIB
CEO OpenAI Sam Altman meyakini dekade 2025–2035 akan menjadi masa emas bagi siapa pun yang mampu memanfaatkan potensi kecerdasan buatan (AI). (Sumber: Instagram)

CEO OpenAI Sam Altman meyakini dekade 2025–2035 akan menjadi masa emas bagi siapa pun yang mampu memanfaatkan potensi kecerdasan buatan (AI). (Sumber: Instagram)

POSKOTA.CO.ID - CEO OpenAI, Sam Altman, baru-baru ini mengemukakan pandangan berani tentang masa depan ekonomi dunia.

Menurutnya, periode 2025 hingga 2035 akan menjadi dekade terbaik bagi orang biasa untuk menjadi kaya raya — asalkan mereka mampu beradaptasi dan memanfaatkan potensi besar dari teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pernyataan ini bukan sekadar ramalan kosong, tetapi cerminan dari transformasi besar yang sedang terjadi di dunia kerja, bisnis, dan cara manusia menghasilkan nilai. Mari kita bahas lebih dalam bagaimana teknologi ini dapat mengubah arah hidup banyak orang dalam 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Oppo Find N6 Siap Meluncur: Desain Lebih Tipis, Performa Lebih Tangguh dari Generasi Sebelumnya

Transformasi Dunia Kerja: Dari Manual ke Otomatis

Dalam wawancaranya, Altman memprediksi bahwa AI akan mengotomatisasi hingga 40% pekerjaan pada tahun 2030. Pekerjaan dengan pola berulang — seperti layanan pelanggan, input data, hingga analisis dasar — akan menjadi sektor pertama yang terdampak.

Namun, bukan berarti ini kabar buruk. Justru di tengah perubahan ini, peluang baru bermunculan. Ketika mesin mengambil alih tugas-tugas rutin, manusia akan beralih ke pekerjaan yang lebih kreatif, strategis, dan berbasis nilai tambah tinggi.

“Setiap kali teknologi besar muncul, pekerjaan lama memang hilang, tetapi selalu ada pekerjaan baru yang bahkan belum bisa kita bayangkan sebelumnya,” ujar Altman.

Kecerdasan Buatan Sebagai Asisten Super

Sam Altman juga memprediksi bahwa pada tahun 2035, setiap orang akan memiliki AI pribadi dengan tingkat kecerdasan setara gabungan seluruh populasi manusia di tahun 2025. Bayangkan: asisten digital yang mampu berpikir, belajar, dan bertindak layaknya ratusan ahli dalam berbagai bidang.

AI semacam ini tidak hanya akan membantu menulis, merancang, atau menganalisis data, tetapi juga bisa menghasilkan ide bisnis, menyusun strategi investasi, hingga menciptakan karya seni digital. Dengan kata lain, kemampuan untuk “berkolaborasi” dengan AI akan menjadi keahlian utama masa depan.

Bagi individu yang mampu memahami dan mengarahkan AI, batas antara orang biasa dan orang sukses akan semakin tipis.

Peluang Besar Bagi Mereka yang Siap Beradaptasi

Sejarah mencatat, setiap revolusi teknologi selalu melahirkan generasi baru miliuner. Era internet melahirkan Jeff Bezos, Elon Musk, dan Mark Zuckerberg. Era AI kemungkinan besar akan melahirkan ribuan nama baru dan sebagian di antaranya mungkin bukan dari Silicon Valley, melainkan dari garasi kecil di Indonesia, India, atau Afrika.

Kuncinya terletak pada satu hal: adaptasi cepat terhadap teknologi.

Siapa pun yang memahami cara kerja AI baik lewat coding, prompt engineering, analisis data, atau bahkan penggunaan AI untuk bisnis UMKM berpotensi mendapatkan keuntungan besar.

Altman menegaskan, “AI akan membuat sumber daya intelektual menjadi merata. Orang dengan ide bagus dan kemampuan belajar akan punya kesempatan yang sama untuk sukses.”

Pergeseran Ekonomi Seperti “New Deal” Baru

Prediksi Altman juga menggambarkan pergeseran ekonomi besar-besaran, mirip dengan masa “New Deal” di Amerika Serikat tahun 1930-an, ketika pemerintah menciptakan jutaan lapangan kerja baru pascakrisis ekonomi. Bedanya, kali ini bukan pemerintah, melainkan AI dan ekosistem digital yang menjadi motor utamanya.

Perusahaan-perusahaan yang berani mengintegrasikan AI sejak dini akan menjadi pionir di bidang produktivitas dan efisiensi. Sedangkan individu yang mengasah keterampilan digital dan berpikir adaptif akan menjadi aset berharga bagi dunia kerja masa depan.

Era Kolaborasi: Manusia + Mesin

Salah satu kesalahpahaman besar adalah anggapan bahwa AI akan menggantikan manusia sepenuhnya. Faktanya, masa depan akan dimiliki oleh mereka yang mampu berkolaborasi dengan AI, bukan melawannya.

Pekerjaan-pekerjaan baru akan bermunculan di sektor:

  • Prompt Engineering (merancang perintah bagi AI)
  • AI Creative Design
  • Automation Strategy
  • Data Ethics Specialist
  • hingga Human-AI Interaction Researcher.

Dengan kata lain, pekerjaan manusia tidak akan hilang, tetapi berevolusi. Sama seperti era internet menggantikan mesin tik dengan laptop, AI akan mengganti cara kerja kita bukan menggantikan manusia itu sendiri.

Cara Orang Biasa Bisa “Naik Kelas” dengan AI

Prediksi Altman menegaskan bahwa AI adalah peluang terbesar dalam sejarah modern untuk menciptakan kekayaan baru.

  • Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan oleh orang biasa di era ini:
  • Belajar menggunakan alat AI populer seperti ChatGPT, Midjourney, Claude, dan Perplexity.
  • Gunakan AI untuk produktivitas — mulai dari membuat konten, analisis bisnis, hingga ide usaha kecil.
  • Ikut kursus online seputar AI dan data — banyak tersedia gratis di platform seperti Coursera atau Kaggle.
  • Bangun proyek kecil — misalnya toko online berbasis AI atau layanan otomatisasi.
  • Berani bereksperimen. Di era ini, ide yang terlihat kecil bisa menjadi bisnis global dalam waktu singkat.

Intinya, AI bukan alat bagi orang pintar saja, tapi bagi siapa pun yang mau belajar dan mencoba.

Baca Juga: Link Live Streaming Nonton Bali United vs Persib Bandung Hari Ini di BRI Super League Pukul 19.00 WIB

Visi Altman: Kecerdasan Kolektif yang Membebaskan

Bayangkan dunia di mana setiap orang memiliki akses ke “otak digital” yang bisa membantu mereka berpikir, bekerja, dan mencipta tanpa batas.

Sam Altman percaya, AI akan membawa manusia menuju era kecerdasan kolektif, di mana setiap individu bisa berkontribusi pada kemajuan global.

Teknologi ini bukan sekadar alat kerja, tapi juga alat pembebasan ekonomi dan intelektual.

Jika dulu kekayaan hanya dimiliki oleh mereka yang punya modal besar, kini pengetahuan dan kreativitas menjadi mata uang utama. Pernyataan Sam Altman bukan sekadar optimisme futuristik. Ia memberi sinyal bahwa masa depan tidak akan menunggu siapa pun.

AI sudah di depan mata dan hanya mereka yang beradaptasi cepat yang akan menjadi pemenang. Dekade 2025–2035 akan dikenang sebagai masa ketika orang biasa punya kesempatan luar biasa untuk menjadi kaya, bukan karena warisan atau keberuntungan, tapi karena kemampuan membaca arah perubahan.

Jadi, pertanyaannya sederhana, Apakah kamu akan menjadi penonton, atau pemain dalam revolusi AI ini?


Berita Terkait


News Update