RONGGA, POSKOTA.CO.ID - Pondok Pesantren (Ponpes) Attohiriyah, Kampung Pasir Buleud, Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menerapkan sistem pembelajaran daring atau jarak jauh imbas ruang kelas ambruk diterjang longsor.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag KBB, Deden Sarip menjelaskan, sistem pembelajaran daring direkomendasikan Kementerian Agama (Kemenag) Bandung Barat.
"Sebagai langkah darurat, Kemenag Bandung Barat merekomendasikan kegiatan belajar dilakukan secara daring, karena ada 4 ruang kelas rusak parah, tidak bisa dipakai lagi," kata Deden, Selasa, 28 Oktober 2025.
Deden menjelaskan, sudah berkoordinasi dengan yayasan pengelola serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB untuk mencari solusi terbaik agar pendidikan tetap berjalan.
Baca Juga: Pemkab Bandung Barat Segera Klaim Biaya Pengobatan Siswa Keracunan MBG
"Dipilihnya pembelajaran daring ini karena kondisi lokasi masih rawan longsor susulan. Informasi dari BPBD, ada retakan di bagian atas tebing. Jadi demi keselamatan siswa dan guru, KBM kita arahkan daring dulu sampai kondisi benar-benar aman," ucapnya.
Menurutnya, juga berjanji memprioritaskan pembangunan kembali ruang kelas MTS Al Mubarkah yang dihuni 84 siswa itu. Namun, keputusan pembangunan baru akan diambil setelah Badan Geologi memastikan lokasi sekolah aman dari pergerakan tanah.
"Kita menunggu hasil kajian Badan Geologi. Kalau tanahnya masih rawan, bisa jadi sekolah harus dipindahkan ke tempat lain," ujar dia.
Bangunan ponpes dan MTS Al Mubarkah tersebut ambruk diterjang longsor, Minggu, 26 Oktober 2025, sekitar pukul 17.45 WIB. Material longsoran menimpa bangunan Ponpes Attohiriyah dan MTS Al Mubarkah.
Baca Juga: Belasan Siswa di Bandung Barat Diduga Keracunan MBG
Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin menyebutkan, satu korban tewas merupakan seorang santriwati bernama Nuri binti Pudin, 15 tahun.
