Benarkah Harga Emas Bisa Tembus Rp 3 Juta per Gram? Ini Penjelasan Analisis Ekonom Global

Jumat 24 Okt 2025, 15:52 WIB
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Diprediksi Tembus Rp 3 Juta/Gram Akhir 2025 (Sumber: Pinterest)

Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Diprediksi Tembus Rp 3 Juta/Gram Akhir 2025 (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Harga emas dunia tengah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) dan diprediksi terus melesat hingga akhir 2025.

Faktor pendorongnya antara lain ketidakpastian geopolitik global, penurunan suku bunga The Fed, serta melemahnya nilai tukar rupiah.

Para analis optimistis harga emas bisa menembus Rp 3 juta per gram, menjadikannya salah satu instrumen investasi paling menarik saat ini.

Baca Juga: Link Pengumuman Kelulusan SPMB PKN STAN 2025 Hari Ini, Cek Hasil Akhir dan Download Lampirannya di Sini

Kilau Emas yang Tak Pernah Pudar

Harga emas dunia kini kembali mencuri perhatian. Setelah sempat stagnan di awal tahun, logam mulia ini berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah (ATH). Menurut data terbaru, harga emas global sudah mencapai US$ 4.341 per troy ons, bahkan sempat menyentuh US$ 4.380.

Kenaikan ini bukan sekadar fluktuasi musiman. Banyak analis percaya bahwa tren bullish emas masih akan berlanjut hingga akhir tahun, bahkan hingga pertengahan 2026. Di Indonesia sendiri, harga emas diperkirakan bisa menembus Rp 3 juta per gram, angka yang sebelumnya dianggap mustahil.

Prediksi Analis: Emas Bisa Tembus Rp 3,15 Juta per Gram

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas dunia berpotensi mencapai US$ 4.500 per troy ons hingga akhir 2025. Jika skenario ini terjadi, harga emas domestik dapat melesat hingga Rp 3.150.000 per gram.

“Saya optimis harga emas dunia bisa di US$ 4.500 per troy ons. Kalau tercapai, di Indonesia bisa tembus sekitar Rp 3.150.000 per gram,” ujar Ibrahim Assuaibi, Analis Komoditas.

Ibrahim menjelaskan bahwa lonjakan harga emas ini tidak lepas dari ketidakpastian global yang semakin kompleks. Mulai dari konflik AS–China, perang di Timur Tengah dan Eropa, hingga rencana penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang dijadwalkan antara November dan Desember 2025.

Menurutnya, kombinasi faktor-faktor tersebut menjadi pemicu kuat bagi investor untuk kembali menempatkan dana mereka ke aset aman seperti emas.

Stok Emas Langka dan Rupiah Melemah, Harga Domestik Ikut Naik

Selain faktor global, pasar emas dalam negeri juga menghadapi tantangan tersendiri. Ibrahim mengungkapkan bahwa pasokan emas semakin langka, sementara permintaan meningkat tajam, baik dari kalangan investor individu maupun institusi seperti bank sentral.


Berita Terkait


News Update