Baca Juga: Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Ketahuan, Aman dan Tanpa Aplikasi Tambahan
Peringatan ini memberi kesempatan bagi pengirim untuk berhenti sementara sebelum akun mereka dibatasi.
Jika batas tersebut terlampaui secara terus-menerus, sistem dapat memblokir sementara kemampuan akun untuk mengirim pesan ke nomor baru.
Tujuan utamanya adalah mengurangi pesan massal yang bersifat promosi, penipuan, atau tidak diminta oleh penerima.
Lanjutan Upaya Pengendalian Spam
Kebijakan ini bukan pertama kalinya WhatsApp berupaya membatasi penyebaran pesan massal. Awal 2025 lalu, platform ini juga membatasi jumlah penerima dalam fitur siaran (broadcast) serta membatasi penerusan pesan (forward) untuk mencegah penyebaran hoaks dan spam.
Uji coba pembatasan pesan siaran kini telah diperluas ke lebih dari 15 negara, termasuk India pasar terbesar WhatsApp dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Langkah serupa kemungkinan akan diterapkan di wilayah lain, termasuk Asia Tenggara.
Tantangan dari Transformasi WhatsApp
Seiring berkembangnya fitur-fitur baru seperti grup, komunitas, dan kanal bisnis, WhatsApp kini tak lagi sekadar aplikasi pesan pribadi. Platform ini berubah menjadi ruang interaksi publik dan bisnis yang kompleks.
Baca Juga: Cara Menggunakan 2 WhatsApp di HP dengan Mudah dan Aman
Namun, perubahan ini juga membawa konsekuensi berupa meningkatnya jumlah pesan promosi yang sering kali tidak diinginkan. Banyak pengguna mengeluh privasinya terganggu akibat pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.
Dengan kebijakan baru ini, WhatsApp berupaya menyeimbangkan antara kebutuhan komunikasi bisnis dan kenyamanan pengguna individu.
Aspek Regulasi dan Perlindungan Privasi
Langkah pembatasan ini juga sejalan dengan tren global di mana berbagai negara mulai memperketat aturan terkait privasi dan penyalahgunaan data di platform digital.
Beberapa negara bahkan mempertimbangkan kebijakan ekstrem, seperti Rusia yang berencana mengganti WhatsApp dengan aplikasi lokal karena isu keamanan data.