POSKOTA.CO.ID - Kenaikan laporan pembajakan akun dan akses tidak sah terhadap percakapan pribadi menimbulkan kecemasan luas di kalangan pengguna layanan pesan instan.
Kasus-kasus tersebut memicu peringatan dari para ahli keamanan siber, praktisi hukum, dan penyedia layanan tentang perlunya peningkatan kesadaran pengguna serta langkah-langkah proteksi yang lebih ketat.
Ahli keamanan menyebutkan bahwa fitur yang memudahkan sinkronisasi perangkat misalnya akses lewat peramban bisa menjadi celah bila disalahgunakan oleh pihak yang memperoleh akses fisik atau kredensial korban.
Sementara itu, regulator dan penegak hukum didesak meninjau regulasi terkait privasi dan menutup celah teknis yang memungkinkan penyalahgunaan.
Baca Juga: Viral Link Video Amalia Mutya Diburu Netizen Faktanya Cuma Tipu-Tipu Oknum, Waspada Malware!
Penguatan aturan, audit keamanan, dan sanksi terhadap pelaku dipandang perlu untuk mencegah penyebaran praktik ini.
Di sisi lain, beberapa pihak menggarisbawahi bahwa ada kondisi tertentu di mana pemantauan percakapan dibenarkan, misalnya upaya perlindungan anak oleh orangtua.
Namun para ahli menekankan bahwa pengawasan harus dilakukan sesuai hukum, proporsional, dan dengan perhatian pada hak privasi individu.
Penyalahgunaan seperti memanen data untuk kepentingan kriminal atau pelecehan tetap ilegal dan berpotensi menimbulkan kerugian besar.
Baca Juga: Kenapa Andini Permata Viral di Medsos? Waspada di Balik Keramaian Banyak Link Palsu dan Malware
Untuk mengurangi risiko, praktisi merekomendasikan langkah-langkah defensif yang bersifat preventif: rutin memeriksa perangkat yang terhubung ke akun, mengaktifkan verifikasi dua langkah, menjaga perangkat terkunci, serta segera menindaklanjuti jika curiga terjadi akses tak wajar.
