Satu hal yang sedikit disayangkan adalah penggunaan modul penyimpanan UFS 3.1, yang mulai ditinggalkan pesaing di segmen yang sama yang telah beralih ke UFS 4.0 yang lebih cepat.
Sistem Kamera yang Capable
Sistem kameranya terdiri dari trio lensa: utama 50MP, telephoto 50MP dengan zoom 3x, dan ultrawide 8MP. Meski tidak setara dengan X200 Pro, kualitas fotonya dijamin tetap memukau berkat penggunaan sensor utama yang sama dengan varian reguler Vivo X200.
Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur AI Editing Agent pada aplikasi YouCam Perfect untuk menyempurnakan hasil jepretan mereka.
Keunggulan Utama: Baterai Tahan Lama dan Pengisian Cepat
Inilah jiwa dari Vivo X200 FE. Dengan baterai berkapasitas 6.500mAh, lebih besar dari saudara tuanya, X200 Pro, ponsel ini diklaim mampu bertahan hingga dua hari untuk pemakaian normal. Bagi pengguna berat, baterainya dapat bertahan sekitar satu setengah hari.
Vivo mengadopsi teknologi baterai berbasis silikon untuk mencapai kepadatan energi tinggi, 845Wh/L.
Untuk mengisi baterai raksasa ini, Vivo menyertakan charger 90W yang dapat mengisi penuh dari kosong hanya dalam waktu satu jam, angka yang impresif untuk kapasitas sebesar itu.
Baca Juga: Perbandingan Harga iPhone 17 Pro Max di iBox dan Digimap, Mana yang Lebih Murah?
Ketersediaan dan Pasar
Sayangnya, kehadiran Vivo X200 FE masih terbatas. Saat ini, ponsel ini baru tersedia di pasar Asia Tenggara, termasuk India, dengan harga ₹54.999 (sekitar $620 atau Rp 9,6 juta) untuk varian 12GB RAM dan 256GB penyimpanan. Di India, ia langsung bersaing ketat dengan OnePlus 13s di segmen menengah atas.
Vivo X200 FE hadir sebagai pembawa angin segar di pasar yang didominasi ponsel berlayar besar. Ia membuktikan bahwa ukuran kompak tidak harus berarti kompromi pada performa flagship, apalagi daya tahan baterai.
Dengan kombinasi desain yang ergonomis, ketahanan ekstrem, dan baterai tahan bintang, Vivo X200 FE berpotensi menjadi ponsel impian bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan genggaman tanpa ingin sering-sering mengecas.
Kehadirannya yang terbatas secara global membuka peluang bagi kompetitor, sekaligus menjadi tolok ukur baru bagi masa depan ponsel flagship berukuran kompak. Perkembangan segmen ini patut untuk diikuti ke depannya.
