Tak Disangka, Stasiun Cikini Ternyata Berawal dari Sebuah Halte Kecil di Tengah Kota

Senin 13 Okt 2025, 09:03 WIB
Sejarah Stasiun Cikini Jakarta (Sumber: Pinterest)

Sejarah Stasiun Cikini Jakarta (Sumber: Pinterest)

Kini Stasiun Cikini memiliki dua peron utama:

  • Peron bawah, digunakan untuk melayani kereta jarak jauh atau kereta luar biasa (KLB).
  • Peron atas, diperuntukkan bagi KRL Commuter Line yang menghubungkan berbagai wilayah Jabodetabek.

Dengan sistem dua peron ini, Stasiun Cikini mampu menampung ribuan penumpang setiap harinya dan menjadi salah satu titik transit penting di jalur KRL Bogor–Jakarta Kota.

Peran Strategis dan Mobilitas Perkotaan

Lokasi Stasiun Cikini sangat strategis karena berada di kawasan padat aktivitas bisnis dan pendidikan. Banyak pengguna KRL yang bekerja, berkuliah, atau berbisnis di sekitar Menteng dan Cikini menjadikan stasiun ini sebagai titik awal dan akhir perjalanan mereka. Selain itu, akses menuju tempat wisata budaya seperti Taman Ismail Marzuki, Cikini Gold Center, dan berbagai gedung perkantoran juga mudah dijangkau dari sini.

Keberadaan stasiun ini juga membantu mengurangi ketergantungan warga Jakarta terhadap kendaraan pribadi, sehingga mendukung upaya pemerintah dalam mendorong transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan.

Warna dan Identitas Khas Stasiun Cikini

Ciri khas warna kuning kecoklatan pada bangunan Stasiun Cikini bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga bagian dari identitas arsitektur kolonial yang masih dilestarikan. Warna ini memberi nuansa hangat dan klasik, sekaligus menjadi simbol kontinuitas sejarah antara masa lalu dan masa kini.

Stasiun Cikini tidak hanya berfungsi sebagai tempat naik-turun penumpang, tetapi juga menjadi saksi perjalanan panjang transportasi rel di Indonesia. Dari zaman kolonial, masa kemerdekaan, hingga era digital sekarang, stasiun ini tetap beroperasi dengan fungsi vitalnya.

Baca Juga: Media China Keheranan: Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pelestarian dan Fungsi Masa Kini

Saat ini, Stasiun Cikini terus berbenah dengan peningkatan fasilitas dan pelayanan. Ruang tunggu diperluas, sistem tiket sudah digital, dan akses bagi penyandang disabilitas diperhatikan. Pemerintah melalui PT KAI dan KAI Commuter juga berupaya menjaga nilai sejarah bangunan tanpa mengabaikan kebutuhan modernisasi.

Stasiun Cikini kini menjadi simbol harmoni antara sejarah dan kemajuan teknologi. Di tengah gedung-gedung modern Menteng, bangunan klasik ini tetap berdiri kokoh dan berfungsi penuh, mengingatkan masyarakat bahwa modernitas tidak harus menghapus jejak masa lalu.

Sejarah Stasiun Cikini adalah potret perjalanan panjang transportasi Jakarta. Dari halte sederhana pada tahun 1926, kini berubah menjadi stasiun modern yang melayani ribuan penumpang setiap hari. Transformasi ini mencerminkan dinamika kota Jakarta yang terus berkembang tanpa meninggalkan warisan sejarahnya.

Stasiun Cikini bukan hanya tempat transit, tetapi juga bagian dari identitas kota, menghubungkan masa lalu kolonial dengan masa depan urban yang berkelanjutan. Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, keberadaan stasiun ini menjadi simbol mobilitas, efisiensi, dan kontinuitas sejarah transportasi Indonesia.


Berita Terkait


News Update