Industri Mobil dan Ban di Indonesia Hadapi Tantangan Penurunan Penjualan 2025

Rabu 08 Okt 2025, 20:06 WIB
Penurunan penjualan mobil ikut mempengaruhi penjualan ban di Indonesia. (Sumber: POSKOTA | Foto: Erwan Hartawan)

Penurunan penjualan mobil ikut mempengaruhi penjualan ban di Indonesia. (Sumber: POSKOTA | Foto: Erwan Hartawan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pada tahun 2025, pasar otomotif Indonesia mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengungkapkan bahwa baik penjualan dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun dari dealer ke konsumen (retail) menunjukkan tren penurunan sejak awal tahun ini.

Dalam enam bulan pertama tahun 2025, penjualan mobil mencapai angka 374.740 unit, turun sekitar 8,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penurunan serupa juga terjadi pada penjualan ritel, yang tercatat menurun sebesar 9,7 persen menjadi 390.467 unit. Penurunan ini mencerminkan kondisi pasar yang tengah lesu dan berdampak langsung pada seluruh rantai pasok industri otomotif di Indonesia.

Dampak dari melemahnya penjualan mobil tidak hanya dirasakan oleh produsen kendaraan, tetapi juga oleh industri pendukung seperti produsen ban. Meski permintaan ban tetap menunjukkan sedikit kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya, perlambatan pasar otomotif membuat pertumbuhan penjualan ban menjadi terbatas.

Baca Juga: Bridgestone Perkuat Dukungan untuk Armada Transportasi Nasional dengan Inovasi Ban

Mukiat Sutikno, Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, mengungkapkan bahwa situasi global dan kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan penjualan kendaraan secara keseluruhan.

"Pasar otomotif secara global masih belum menunjukkan perbaikan signifikan. Namun, dibandingkan tahun lalu, penjualan kami meningkat sekitar 7–8 persen," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.

Menurut Mukiat, ketidakstabilan pasar dan tekanan ekonomi masih menjadi tantangan yang harus dihadapi pelaku industri. Oleh sebab itu, Bridgestone dan produsen ban lainnya berharap adanya kebijakan baru dari pemerintah yang dapat merangsang konsumsi dan memperbaiki kondisi pasar pada tahun 2026.

“Kami optimis bahwa dengan adanya kebijakan fiskal yang lebih mendukung dari Kementerian Keuangan, tahun depan akan membawa angin segar bagi pasar otomotif dan industri ban,” tambah Mukiat.

Pemerintah sendiri memang tengah berupaya memberikan berbagai insentif dan kebijakan yang menguntungkan konsumen serta pelaku industri guna mengakselerasi pertumbuhan sektor otomotif nasional.

Jika penjualan mobil kembali meningkat, tentu saja efek positif juga akan dirasakan oleh sektor industri pendukung seperti produsen ban, yang selama ini bergantung pada permintaan kendaraan baru untuk meningkatkan penjualan.


Berita Terkait


News Update