Dalam konteks sosial politik, sentosa dapat merujuk pada keadaan batin yang damai dan tenang; lingkungan yang aman dan nyaman; hubungan antar manusia yang harmonis dan saling menghormati serta berwatak theo-antro-eco sentris.
Tanpa itu, sungguh "tidak ada yang lebih tragis dalam sejarah nusantara daripada hadirnya ekonom dan ekonomi yang berkuasa dengan resep asing serta melanggengkan resepnya dengan jahat dan penuh tipuan.”
Dari mereka, kehidupan sekitarnya menjadi komunitas yang rusak, terjajah dan sakit yang tak sudah-sudah. Tentu itu adalah hidup yang tidak kita harapkan.
Baca Juga: Ekonomika Pancasila: Rekapitalisasi Kekayaan Nasional (1)
Maka, menulis dan merumuskan legislasi ekonomi berkemakmuran menjadi tugas suci serta obat sekaligus, dan karena itu merupakan sebuah tindakan jenius ekonomi-politik. Nalar sadar waktu. Ilham peracik peradaban.
Di kota ini mari mulai lagi perjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan lewat jalan bercerita, berkarya, bersekolah dan berlegislasi. 5 langkah sebagai tindakan kejeniusan, dengan demikian, adalah berkarya yang terilhami oleh semangat transformasi sosial dan nilai-nilai kemanusiaan Indonesia.
Kalian semua sangat kuandalkan. Dari hati, hari, nalar dan kota ini mari kuatkan dan dentumkan terus arus balik nusantaraisme. Ekonomi bermartabat dan perekonomian bersentosa. Mestakung.