POSKOTA.CO.ID - Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Muhammad Imam Muslimin atau yang akrab disapa Yai Mim, kembali menjadi pusat perhatian publik setelah sebuah video singkatnya viral di berbagai platform media sosial.
Dalam video tersebut, Yai Mim terlihat berbicara santai dengan seorang petugas hotel. Dengan nada bercanda, ia menyebut bahwa Hotel Ashley Tanah Abang, Jakarta, adalah miliknya. Candaan itu lantas memicu beragam spekulasi dan pertanyaan dari warganet.
“Benarkah Yai Mim pemilik hotel mewah tersebut?” menjadi salah satu pertanyaan yang ramai muncul di kolom komentar.
Baca Juga: Monas Padat saat HUT TNI, Masyarakat Pilih Putar Balik
‘Ini Hotel Saya, Bayar Tapi’ — Candaan yang Disalahartikan
Video yang viral memperlihatkan Yai Mim tengah berada di lobi hotel bersama beberapa orang. Dalam suasana santai, ia bertanya kepada petugas hotel:
Yai Mim: “Ini hotel apa namanya?”
Petugas: “Ashley Tanah Abang.”
Yai Mim: “Nanti teman-teman kalau di Jakarta, ke sini. Ini hotel saya. Bayar tapi,” ujarnya sambil tersenyum.
Ungkapan ringan tersebut jelas bernada humor. Namun, potongan video yang beredar di media sosial ternyata tidak menampilkan konteks lengkapnya.
Akibatnya, sebagian warganet mengira bahwa pernyataan itu benar adanya, bahkan menuduh bahwa Yai Mim adalah seorang pengusaha hotel sukses.
Beberapa komentar di platform X (Twitter) dan TikTok bahkan menyebut Yai Mim sebagai “dosen kaya raya” dan “pemilik jaringan hotel elit.” Fenomena ini menunjukkan betapa cepatnya candaan bisa berubah menjadi isu publik ketika disebarkan tanpa konteks.
Fakta di Balik Kepemilikan Hotel Ashley
Untuk meluruskan kabar yang beredar, dilakukan penelusuran terhadap data resmi perusahaan. Hasilnya, Hotel Ashley tidak memiliki hubungan apa pun dengan Yai Mim, baik dalam bentuk kepemilikan saham maupun keterlibatan manajemen.
Jaringan Hotel Ashley di Indonesia berada di bawah Ashley Hotel Group, yang dikelola oleh PT Prima Hotel Indonesia — sebuah perusahaan perhotelan swasta nasional yang berdiri sejak tahun 2015.
Perusahaan ini telah mengelola lebih dari 11 hotel di kawasan Jakarta, termasuk Ashley Tanah Abang, Ashley Wahid Hasyim, dan Ashley Sabang. Tidak ada satu pun catatan publik yang menyebutkan keterlibatan individu bernama Muhammad Imam Muslimin dalam struktur kepemilikan perusahaan tersebut.
Dengan demikian, klaim kepemilikan hotel oleh Yai Mim yang beredar di media sosial tidak memiliki dasar hukum maupun fakta bisnis yang valid.
Fenomena ini memperlihatkan bagaimana potongan video berdurasi pendek dapat menimbulkan salah tafsir. Di era digital yang serba cepat, masyarakat sering kali hanya menerima informasi sepotong tanpa verifikasi.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya literasi digital, terutama dalam memahami konteks ujaran publik sebelum menarik kesimpulan.
Dari hasil verifikasi, dapat disimpulkan bahwa klaim kepemilikan Hotel Ashley oleh Yai Mim tidak benar.
Ucapan tersebut merupakan candaan ringan yang diambil tanpa konteks lengkap, sehingga memunculkan persepsi keliru di masyarakat.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bahwa konten viral tidak selalu merepresentasikan kebenaran.
Dalam era media sosial yang serba cepat, penting bagi publik untuk tetap bersikap kritis, memverifikasi sumber, dan tidak langsung mempercayai potongan video yang viral.