Kondisi Murid SDN Kota Baru III yang Keracunan MBG Stabil, Dinkes Kota Bekasi Uji Sampel Makanan

Kamis 02 Okt 2025, 18:22 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Satria Sriwijayanti Anggraini. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Satria Sriwijayanti Anggraini. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

MEDAN SATRIA, POSKOTA.CO.ID - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti Anggraini, menjenguk enam siswa SDN Kota Baru III yang diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di RS Ananda Bekasi, Kamis 2 Oktober 2025.

Satia mengatakan, dari total 12 siswa yang sempat mengeluh mual dan muntah, enam anak dalam kondisi aman dan tetap berada di sekolah. Sementara enam lainnya sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Jadi memang tadi ada 12 yang terduga. Yang enam ini kondisi aman di sekolah. Yang enam dimasukkan ke rumah sakit, tapi dua sudah bisa pulang. Satu lagi sebentar lagi pulang. Jadi tinggal empat anak yang masih dirawat,” jelas Satia kepada awak media.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, para siswa mengalami vomitus atau muntah, tanpa gejala lain yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Belasan Siswa SDN Kota Baru III Bekasi Diduga Keracunan MBG, Sekolah Pertimbangkan Hentikan Sementara

“Kalau menurut dokter memang hanya vomitus saja. Ada reaksi muntah, tapi suhu normal. Karena muntah, anak-anak jadi lemas. Dari hasil laboratorium juga semuanya aman, hanya ada satu anak dengan sel darah putih agak meningkat sedikit. Mudah-mudahan besok bisa pulang semua,” ungkapnya.

Satia membenarkan bahwa menu MBG hari itu berupa makaroni dengan daging giling dan buah semangka, yang sempat dirasakan asam oleh sebagian siswa. Namun, ia menegaskan penyebab pasti belum bisa disimpulkan.

“Ya, namanya anak-anak kan kepingin makan. Tapi kami belum tahu penyebabnya, apakah memang dari makanan atau kondisi anak-anak yang sedang lemah. Makanya kami masih menunggu hasil uji sampel laboratorium,” katanya.

Satia mengatakan pihaknya telah mengambil sampel sisa makanan dari SPPG dan BGN terkait untuk diteliti. Hasil laboratorium diperkirakan keluar dalam 2-3 hari.

“Betul, nanti akan dipublikasikan hasilnya. Untuk saat ini belum bisa dibilang keracunan. Kami sudah ambil sampel, dan evaluasi dengan SPPG serta BGN juga sudah dilakukan. Pemeriksaan kesehatan lingkungan diulang lagi untuk memastikan keamanan makanan,” ujar Satia.

Ia menambahkan, makanan yang diproduksi oleh SPPG memang wajib disimpan selama 2x24 jam sebagai sampel.


Berita Terkait


News Update