Baca Juga: Obrolan Warteg: Jangan Cuma Kejar Target
“Itu sih namanya pemaksaan kehendak, mencari pembenaran demi keuntungan diri sendiri, bukan untuk kepentingan umum. Sikap ini jelas tak selaras dengan adat dan budaya bangsa kita,” kata Heri.
“Bukankah beda pendapat itu dibenarkan untuk mencari titik temu. Bukankah perbedaan itu keniscayaan, yang dilarang adalah mempertentangkan adanya perbedaan,” kata Yudi.
“Tidaklah salah. Yang salah ketika sudah diambil keputusan bersama, kemudian mengingkari hasil keputusan atas dasar musyawarah dan mufakat,” urai mas Bro.
“Kembai ke soal Pancasila, hendaknya bukan sebatas hafalan dan pemahaman semata,” ujar Heri.
“Hafalan dan pemahaman juga perlu. Coba kalau tidak hafal, misalnya ada pejabat salah sebut teks Pancasila, kan malu.Komentar pun jadi miring, gimana mengamalkan, sila Pancasila saja nggak paham,” kata Yudi.
“Okelah aku menghormati pendapat kalian sebagai bentuk menghargai perbedaan. Ini juga bagian pengamalan Pancasila,” urai mas Bro.
“Tos kita Bro. Jika kita saling menghargai perbedaan, tak ada lagi perseteruan, perselisihan, saling jegal dan menjatuhkan.Yang ada bersatu, rukun dan damai,” ujar Yudi. (Joko Lestari)