POSKOTA.CO.ID - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B kini memasuki tahap krusial. Berdasarkan data per pertengahan September 2025, progres pembangunan sudah mencapai 69,88 persen dari target keseluruhan.
Jalur sepanjang 6,4 km yang menghubungkan Velodrome (Jakarta Timur) hingga Manggarai (Jakarta Selatan) ini ditargetkan rampung dalam beberapa tahun mendatang.
Rencana besar ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menghadirkan transportasi publik modern, cepat, dan ramah lingkungan, sekaligus mengurai kemacetan yang selama ini membebani warga Jakarta.
Baca Juga: Cicilan Ringan Mulai Harian, Begini Skema Pinjam Modal UMKM Rp10 Juta–500 Juta di KUR BRI 2025
Detail Progres di Setiap Stasiun
Berikut update persentase pembangunan di sejumlah stasiun pada jalur Velodrome–Manggarai:
- Stasiun LRT Jakarta Rawamangun
- Progres: 78,45%
- Stasiun ini menjadi titik penting karena nantinya akan terhubung dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta–Bandung Halim, memperkuat konektivitas antar kota.
- Stasiun Pramuka BPKP
- Progres: 52,17%
- Posisi strategis karena berada di kawasan padat aktivitas, sehingga diproyeksikan menjadi salah satu stasiun dengan jumlah penumpang tinggi.
- Stasiun Pasar Pramuka
- Progres: 33,76%
- Menjadi pintu akses baru bagi warga sekitar Pasar Pramuka yang dikenal sebagai pusat perdagangan obat-obatan dan kebutuhan medis.
- Stasiun Matraman
- Progres: 49,53%
- Kawasan Matraman dikenal sebagai salah satu titik lalu lintas tersibuk, sehingga kehadiran stasiun ini diprediksi akan mengurangi beban jalan raya.
- Stasiun Manggarai
- Progres: 19,62%
- Meski baru mencapai angka terendah, stasiun ini menjadi titik akhir yang sangat vital karena terhubung langsung dengan Stasiun Manggarai, pusat integrasi moda transportasi terbesar di Jakarta (KRL, TransJakarta, MRT, hingga KA Bandara).
Manfaat LRT Jakarta Fase 1B Bagi Warga
Jika pembangunan ini rampung, manfaatnya akan langsung dirasakan masyarakat. Beberapa keuntungan utama di antaranya:
- Akses Lebih Cepat Jakarta Timur–Jakarta Selatan
Waktu tempuh antar kawasan dapat berkurang signifikan, memberikan opsi mobilitas lebih efisien bagi pekerja maupun pelajar. - Konektivitas Antar Moda
LRT akan terintegrasi dengan KRL, MRT, TransJakarta, kereta bandara, hingga kereta cepat. Hal ini memungkinkan perjalanan lebih lancar tanpa harus berulang kali berpindah transportasi dengan cara manual. - Pengurangan Emisi dan Kemacetan
Dengan meningkatnya jumlah pengguna transportasi publik, jumlah kendaraan pribadi di jalan bisa berkurang, mendukung target Jakarta sebagai kota ramah lingkungan. - Integrasi dengan Fasilitas Publik
Pemerintah menyiapkan fasilitas pedestrian yang lebih nyaman, sehingga warga bisa berjalan kaki dengan aman ke stasiun. - Kapasitas Angkut Tinggi
LRT Jakarta Fase 1B diproyeksikan mampu melayani hingga 80 ribu penumpang per hari, angka yang sangat signifikan untuk mendukung kebutuhan mobilitas urban.
Tanggapan Pemprov DKI Jakarta
Pemprov DKI Jakarta melalui akun resmi @dkijakarta menyatakan komitmennya terhadap penyelesaian proyek ini:
“Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome–Manggarai terus berprogres. Untuk wujudkan transportasi publik di Jakarta yang semakin cepat, nyaman, dan terintegrasi.”
Pernyataan ini menegaskan visi jangka panjang Pemprov, yaitu menghadirkan sistem transportasi yang saling terhubung dan berkelanjutan.
Peran Strategis LRT dalam Transportasi Jakarta
Keberadaan LRT Jakarta Fase 1B bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari strategi besar transformasi transportasi ibu kota. Jakarta selama ini dikenal dengan kemacetan kronis yang merugikan dari sisi ekonomi, kesehatan, hingga kualitas hidup warganya.
Dengan adanya jaringan transportasi berbasis rel yang terintegrasi, beban jalan raya dapat berkurang. Hal ini selaras dengan tren global di mana kota-kota besar beralih pada transportasi massal modern untuk mengurangi polusi serta meningkatkan produktivitas masyarakat.