Wakil Wali Kota Cimahi Ikut Serta Simulasi Gempa dengan Warga

Senin 29 Sep 2025, 15:31 WIB
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira saat simulasi bencana alam di Cigugur halaman Rusunawa Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira saat simulasi bencana alam di Cigugur halaman Rusunawa Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

CIMAHI TENGAH, POSKOTA.CO.ID - Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira ikut serta dalam simulasi penyelamatan diri saat gempa di halaman Rusunawa Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Senin, 29 September 2025.

Adhitia mengatakan, simulasi ini sebagai langkah pencegahan ancaman gempa sesar lembang sepanjang 29 km dari ujung utara di Cilengkrang, Kabupaten Bandung hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

"Adegan Kepanikan ini terlihat seperti kenyataan. Itu bisa dilihat dari wajah-wajah warga yang antusias ikut kegiatan. Ini menunjukan bahwa masyarakat Cimahi sudah siap menghadapi bilamana suatu saat terjadi bencana," kata Adhit di lokasi, Senin, 29 September 2025.

Sementara itu, Cimahi ikut terancam dampak dari pergerakan sesar Lembang. Dengan demikian, masyarakat diharapkan memahami pencegahan gempa.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 30 Lokasi Nonton Bareng Persib Bandung Lawan Persita Tangerang di Bandung hingga Cimahi

"Cimahi kan salah satu salah satu wilayah yang memiliki resiko dampak bencana yang cukup masif bisa berpotensi sampai 7 magnitudo," tambahnya.

Ia menegaskan, panik tidak bisa menyelamatkan diri. Dalam simulasi ini, masyarakat diberikan pemahaman penyelamatan diri di tengah potensi gempa.

"Kita harus siap, tapi jangan panik," kata dia.

Menurut Adhitia, teori tidak cukup untuk membuat masyarakat paham. Sementara itu, masyarakat lebih bisa menyerap ilmu dari praktek.

Kalak BPBD Kota Cimahi Fitriandy Kurniawan (Kanan) mendampingi Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudhistira, (kiri), dalam edukasi mitigasi bencana di Cimahi. (Sumber: Dok. Diskominfo Kota Cimahi)

"Kalau hanya teori di atas kertas, itu tidak cukup. Kita harus lihat langsung bagaimana kesiapan masyarakat," ucapnya.

Di matanya, mitigasi bencana bukan hanya soal teknis tenda darurat, jalur evakuasi, atau standar bangunan, tetapi membangun mental warga supaya tidak panik saat musibah datang.


Berita Terkait


News Update