BI Rate Turun, Apa Dampaknya? 4 Tips Manajemen Keuangan untuk UMKM dan Pribadi

Senin 29 Sep 2025, 14:10 WIB
Penurunan BI Rate ke 4,75% membuka peluang bagi individu dan UMKM untuk mengelola keuangan lebih cerdas. (Sumber: Pinterest)

Penurunan BI Rate ke 4,75% membuka peluang bagi individu dan UMKM untuk mengelola keuangan lebih cerdas. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Suku bunga acuan atau BI Rate adalah instrumen kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas ekonomi.

Perubahan BI Rate berdampak langsung pada bunga kredit, bunga simpanan, harga barang, hingga pola konsumsi masyarakat.

Ketika BI Rate turun menjadi 4,75%, bunga pinjaman cenderung lebih rendah, sehingga memudahkan individu maupun UMKM untuk mendapatkan modal.

Namun, ada sisi lain yang perlu diperhatikan, yakni turunnya bunga tabungan dan deposito. Artinya, masyarakat perlu lebih bijak dalam mengelola arus keuangan.

Baca Juga: Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ) Dukung Calon Sekda dari ASN Lingkungan Balaikota

1. Kendalikan Hasrat Belanja di Tengah Harga Turun

Penurunan BI Rate sering membuat harga barang dan jasa lebih murah, terutama untuk sektor otomotif, gawai, dan kebutuhan konsumsi lainnya. Kondisi ini memang menggiurkan, namun kedisiplinan finansial tetap harus dijaga.

  • Jangan tergoda diskon besar tanpa mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang.
  • Terapkan prinsip “belanja berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan”.
  • Buat catatan pengeluaran agar tidak melebihi batas anggaran bulanan.

Konsumsi berlebihan bisa berujung pada masalah keuangan serius, bahkan berisiko menuju kebangkrutan. Mengendalikan hasrat belanja adalah langkah pertama menuju kestabilan finansial saat suku bunga turun.

2. Rencanakan Kredit Rumah dengan Bijak

Salah satu peluang terbesar saat BI Rate turun adalah kesempatan untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan bunga pinjaman lebih rendah, cicilan bulanan menjadi lebih ringan. Namun, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan:

  • Cek informasi bunga KPR dari masing-masing bank. Tidak semua bank langsung menurunkan suku bunga mengikuti BI Rate.
  • Hitung kembali rasio cicilan terhadap penghasilan. Idealnya, cicilan tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan.
  • Siapkan dana darurat untuk mengantisipasi kenaikan bunga di masa depan, karena BI Rate bisa kembali naik.

Meskipun peluang besar terbuka, pengambilan keputusan finansial untuk KPR harus berbasis perencanaan matang, bukan sekadar dorongan emosional.

3. Hindari Menyimpan Uang dalam Bentuk Tabungan Biasa

Ketika BI Rate turun, bunga tabungan dan deposito juga ikut menurun. Menyimpan uang dalam bentuk tabungan konvensional kurang menguntungkan karena nilai riil bisa tergerus inflasi. Alternatifnya:

  • Emas: Aset lindung nilai yang cenderung stabil terhadap inflasi.
  • Reksa dana: Instrumen investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi daripada bunga tabungan.
  • Obligasi pemerintah (SBN): Relatif aman dengan tingkat imbal hasil tetap.

Dengan memilih instrumen investasi yang sesuai profil risiko, individu bisa tetap memperoleh keuntungan meski bunga tabungan menurun.

4. Manfaatkan Momentum untuk Pengembangan UMKM


Berita Terkait


News Update