POSKOTA.CO.ID - Maraknya kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto.
Setibanya di Indonesia usai kunjungan kerja ke luar negeri, ia langsung menyampaikan rencana untuk memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bersama sejumlah pejabat terkait.
"Selama tujuh hari di luar negeri, saya tetap memantau perkembangan ini. Setelah kembali, saya segera memanggil Kepala BGN untuk berdiskusi," ujar Prabowo dalam keterangan resminya.
Presiden Prabowo menegaskan kasus keracunan ini bukanlah hal kecil. Menurutnya program MBG menyangkut kebutuhan dasar masyarakat sehingga harus ditangani secara serius.
Baca Juga: Wajibkah Tunjukkan STNK untuk Beli BBM Subsidi Pertalite dan Biosolar? Simak Penjelasan PT Pertamina
Ia mengakui adanya kekurangan dalam implementasi di lapangan, namun pemerintah berkomitmen memperbaiki pelaksanaan.
"Ini masalah besar, tentu ada kekurangan dari awal. Tapi saya yakin kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Yang penting jangan sampai dipolitisasi," tegasnya.
Presiden menekankan bahwa tujuan utama MBG adalah untuk membantu anak-anak Indonesia, terutama mereka yang kesulitan mengakses makanan sehat.
Ia mencontohkan masih banyak anak yang hanya bisa makan dengan lauk seadanya, bahkan sekadar nasi dan garam.
Baca Juga: Tahapan Pengusulan NI PPPK Paruh Waktu 2025: Inilah Cara Menggunakan Solusi BTS agar Berstatus MS
"Program makan bergizi ini dibuat untuk anak-anak kita yang sering kesulitan makan," ujar Prabowo.
"Kalau sebagian dari kita bisa makan cukup, mereka masih ada yang hanya makan sederhana. Inilah yang harus kita atasi," katanya.
Meski menghadapi hambatan, Prabowo memastikan pemerintah tidak akan menghentikan program MBG.
Ia menegaskan akan mencari solusi agar program berjalan sesuai dengan rencana.
"Untuk memberi makan jutaan anak memang pasti ada rintangan. Namun pemerintah akan terus mengatasinya," ujarnya.
Baca Juga: KAI Umumkan Daftar 67 Kereta dengan Tiket Rp80 Ribu, Begini Cara Dapatkannya
Program MBG merupakan salah satu prioritas pemerintahan Prabowo yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi anak bangsa.
Dengan adanya perhatian khusus terhadap kasus keracunan ini, pemerintah berupaya memastikan agar ke depan distribusi dan kualitas makanan dalam program tersebut lebih terjamin.
Data Kasus Keracunan MBG Terbaru
Badan Gizi Nasional (BGN) merilis data terbaru mengenai kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga 25 September 2025, tercatat 5.914 orang menjadi korban di seluruh Indonesia.
Data BGN dibagi dalam tiga wilayah besar. Wilayah I (Sumatra) melaporkan 1.307 korban dengan 9 kasus. Wilayah II (Jawa) mencatat jumlah paling tinggi dengan 3.610 korban dari 41 kasus.
Sementara itu, Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) mencatat 997 korban dari 20 kasus.
Daerah dengan Kasus Terbesar
Lima lokasi dengan jumlah korban terbanyak tercatat sebagai berikut:
- Kota Bandar Lampung: 503 korban
- Kabupaten Lebong, Bengkulu: 467 korban
- Kabupaten Bandung Barat: 411 korban
- Kabupaten Banggai Kepulauan: 339 korban
- Kabupaten Kulon Progo: 305 korban
Angka tersebut menunjukkan penyebaran kasus tidak hanya terjadi di wilayah padat penduduk, tetapi juga di sejumlah daerah kabupaten.
Lonjakan Kasus pada Agustus dan September
BGN juga mencatat adanya lonjakan signifikan dalam dua bulan terakhir. Pada Agustus 2025, jumlah korban mencapai 1.988 orang dari 9 kasus. Sedangkan pada September 2025, jumlah korban meningkat menjadi 2.210 orang dari 44 kasus.
Kenaikan ini cukup mencolok jika dibandingkan dengan data per 22 September 2025, di mana total korban baru mencapai 4.711 orang. Dalam kurun waktu tiga hari, jumlah korban bertambah lebih dari seribu orang.