Kasus Campak di Jakarta Meningkat, Warga Diimbau Perkuat Imunisasi dan PHBS

Sabtu 13 Sep 2025, 16:35 WIB
Ilustrasi campak-rubella. (Sumber: Alodokter)

Ilustrasi campak-rubella. (Sumber: Alodokter)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya dan langkah cepat dalam menangani kasus campak di Jakarta agar tidak meluas.

Terutama, pentingnya pencegahan penyakit ini sejak dari rumah.

Kasus campak di Jakarta mengalami peningkatan. Tercatat, 218 kasus campak dan 63 kasus rubela yang sudah terkonfirmasi sejak Januari hingga September 2025. Meski demikian, tidak ada laporan kematian sampai saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyampaikan, pihaknya telah mengambil langkah cepat untuk mencegah penyakit campak ini salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).

“Kalau ada kasus campak tidak boleh dibiarkan, kita harus melakukan suatu respons. Jadi kita hitung ada sekian anak yang harus dilakukan imunisasi agar kasusnya tidak meluas,” ujar Ani dalam keterangannya, Sabtu, 13 September 2025.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Campak-Rubella di Jakarta, Cengkareng dan Cilincing Jadi Sorotan

Ani mengatakan, pelaksanaan ORI kali ini difokuskan di wilayah dengan peningkatan kasus campak tertinggi, yakni Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng.

Sasaran imunisasi mencakup sekitar 9.000 anak, dengan cakupan yang sudah mencapai 77,22 persen.

Menurutnya, upaya ini harus terus dilakukan, sebab campak merupakan salah satu penyakit menular dengan tingkat penyebaran yang sangat cepat

“Virus penyebab campak adalah morbillivirus yang menular melalui udara, percikan batuk, sekresi hidung, atau barang-barang yang terkontaminasi," ujar Ani.

"Ini cukup mudah dan cepat penularannya, dan campak bisa menjadi serius kalau menyerang anak-anak kita,” lanjutnya.

Ani mengungkapkan bahwa kunci utama pencegahan penyakit campak ini adalah imunisasi.

Dia menjelaskan, imunisasi campak pertama diberikan pada usia 9 bulan, kemudian diulang pada usia 18 bulan, dan dosis ketiga diberikan saat anak memasuki usia sekolah dasar.

“Imunisasi ini adalah salah satu tameng atau pencegahan yang sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit campak,” kata Ani.

Selain imunisasi, dikatakan Ani, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi pilar penting.

Baca Juga: Waspada Campak, Ini Cara Melindungi Anak dari Wabah Campak Menurut Dinas Kesehatan Kota Depok

Lantas, dia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta membiasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum beraktivitas.

“PHBS ini kunci penting pencegahan, tidak hanya penyakit campak tapi juga berbagai macam penyakit lainnya,” ungkap dia.

Selain itu, Ani juga mengajak seluruh keluarga dan tokoh masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam mendukung imunisasi campak rubela.

Ia berharap kerja sama yang baik dapat menjaga anak-anak dan lingkungan Jakarta dari ancaman peningkatan kasus campak di masa mendatang.

“Hal penting ini tidak bisa kami lakukan sendirian, kami sangat membutuhkan kerjasama dan peran serta dari peserta yang hadir saat ini untuk bersama menggerakkan masyarakat,” kata Ani. (cr-4)


Berita Terkait


News Update