Idap Skizofrenia Berat, Jukir Penganiaya Polisi di Sawah Besar Dibebaskan

Sabtu 13 Sep 2025, 09:40 WIB
Juru parkir penganiaya polisi di Sawah Besar, Jakarta Pusat, dibebaskan karena menderita gangguan jiwa berupa skizofrenia. (Sumber: Pinterest)

Juru parkir penganiaya polisi di Sawah Besar, Jakarta Pusat, dibebaskan karena menderita gangguan jiwa berupa skizofrenia. (Sumber: Pinterest)

SAWAH BESAR, POSKOTA.CO.ID - Seorang juru parkir berinisial AAF, 29 tahun ditangkap setelah melakukan pemukulan terhadap seorang anggota polisi berinisial Bripda R, 29 tahun di kawasan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis sore, 11 September 2025.

Namun kemudian polisi melepaskan pelaku setelah diketahui yang bersangkutan mengidap gangguan jiwa berat berupa skizofrenia.

“Kami mendukung penuh anggota kami yang tengah bertugas, namun kami juga tidak menutup mata terhadap kondisi pelaku. Ia adalah seseorang yang menghadapi gangguan mental serius," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, dalam keterangannya, Sabtu, 13 September 2025.

Baca Juga: Profil Komjen Dedi Prasetyo, Sosok Inisial D yang Disebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit

Menurut Susatyo, setelah pelaku pemukulan itu ditangkap, pihak keluarga menyerahkan dokumen medis yang menunjukkan bahwa AAF menderita skizofrenia. Dokumen tersebut mencakup hasil visum dari RS Polri Kramat Jati serta surat keterangan dari RSJ Soeharto Heerdjan.

Karena itu, penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan hukum yang tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.

"Pelaku saat ini telah dikembalikan ke pihak keluarga untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut, dengan pengawasan dari instansi terkait," ucap Susatyo.

Sementara itu, Kapolsek Sawah Besar, Kompol Rahmat Himawan, mengatakan, pihaknya telah melakukan respons cepat terkait kasus ini.

Baca Juga: Tertekan Ekonomi Keluarga, Pemuda di Depok Tewas Gantung Diri

Mulai dari olah tempat kejadian perkara, pengumpulan bukti, pemeriksaan saksi, dan visum terhadap korban. Saat ini R masih dalam proses pemulihan. Penyelidikan terus berlanjut sembari menunggu hasil resmi dari pemeriksaan medis pelaku.

“Dalam situasi seperti ini, empati menjadi kunci. Kami ingin memastikan tidak hanya keamanan masyarakat, tapi juga kesejahteraan bagi individu yang memiliki kondisi kejiwaan,” ujar Rahmat.


Berita Terkait


undefined
EKONOMI

5 Tips untuk Mulai Investasi Emas

Sabtu 13 Sep 2025, 09:20 WIB

News Update