POSKOTA.CO.ID - Jakarta sebagai kota megapolitan menghadapi tantangan mobilitas, kepadatan, dan banjir yang seolah tiada henti.
Namun, dari tantangan inilah lahir beragam inovasi. Salah satunya adalah pembangunan Jembatan Angkat Gandaria, yang diresmikan pada 15 Agustus 2025.
Proyek ini menjadi tonggak penting karena bukan hanya menambah sarana penghubung antarwilayah, tetapi juga memperkenalkan teknologi jembatan angkat pertama kalinya hadir di Jakarta.
Kehadirannya membawa angin segar bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada jembatan lama yang rapuh dan membahayakan pengguna.
Detail Teknis Jembatan Angkat Gandaria
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo, menyampaikan bahwa jembatan ini memiliki spesifikasi:
- Panjang: 9 meter
- Lebar: 1,5 meter
- Waktu pembangunan: 3 bulan (Juni – Agustus 2025)
- Biaya pembangunan: Rp 600 juta
Meski terlihat sederhana, teknologi yang diusungnya revolusioner. Jembatan ini bisa dinaik-turunkan untuk memudahkan alat berat masuk saat kali di bawahnya harus dibersihkan. Dengan demikian, fungsi jembatan tidak hanya menghubungkan warga, tetapi juga mendukung sistem drainase kota.
Fungsi Sosial dan Manfaat Nyata
Inovasi ini menjawab kebutuhan warga sekitar Gandaria yang sudah lama mengeluhkan kondisi jembatan lama. Kini, kehadiran jembatan baru memberi manfaat besar:
- Mobilitas Anak Sekolah
Anak-anak bisa melintasi jembatan dengan aman, tanpa khawatir terpeleset atau terjebak di jembatan usang. - Akses bagi Lansia dan Disabilitas
Desain ramah akses memungkinkan lansia serta penyandang disabilitas melintasi dengan lebih nyaman. - Pengendara Roda Dua
Kini tersedia jalur yang lebih aman untuk pengendara motor, tanpa harus memutar jauh. - Perkuat Konektivitas Antar Kampung
Jembatan Gandaria menghubungkan Jalan Gandaria 1 (Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Baru) dengan Gang Mulia 1 (Kelurahan Kebayoran Lama Utara). Hasilnya, ribuan warga kini punya akses lebih cepat menuju jalan raya.
Jembatan ini bukan sekadar beton dan besi, tetapi jawaban atas aspirasi yang sudah lama mereka suarakan.
“Jembatan lama sudah sering bikin waswas. Sekarang kami merasa lebih aman, apalagi kalau anak-anak lewat pagi-pagi mau sekolah,” ungkap Rina (45 tahun), warga Kramat Pela.
Bagi sebagian warga lain, jembatan ini adalah bukti nyata bahwa suara mereka didengar. Pemerintah DKI tidak hanya membangun proyek prestisius, tetapi benar-benar mengalokasikan anggaran pada kebutuhan kecil namun vital.