'Dalam suasana kota yang dinamis, kita membutuhkan kegiatan yang menumbuhkan kedamaian sekaligus menjaga persatuan," katanya.
Lebih jauh, ia berharap agar Majelis Nurul Musthofa terus konsisten menghadirkan kegiatan religius yang memperkuat ukhuwah islamiyah.
Pramono menilai bahwa nilai kebersamaan yang dibangun melalui kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga kerukunan sosial di tengah masyarakat yang majemuk.
Baca Juga: Tak Kuat Tahan Ratusan Jemaah, Bangunan Majelis Taklim di Bogor Roboh
Menanggapi penggunaan Monas sebagai lokasi Jakarta Bersalawat, Gubernur Pramono menegaskan bahwa Monas merupakan ruang publik yang terbuka untuk berbagai kegiatan positif, termasuk acara keagamaan.
"Monas terbuka bagi seluruh kegiatan keagamaan. Ini sudah menjadi komitmen saya bersama Bang Doel," tegasnya.
"Aktivitas Jakarta sudah kembali normal, maka siapa pun yang ingin menyelenggarakan kegiatan religius atau sosial kemasyarakatan, dipersilakan. Pemerintah daerah siap mendukung dan menjaganya," jelas Pramono.
Pernyataan tersebut meneguhkan komitmen Pemprov DKI untuk menjadikan Monas tidak hanya sebagai ikon sejarah, tetapi juga ruang kebersamaan warga.
Acara Jakarta Bersalawat ini dimulai sejak sore dengan salat Magrib berjemaah, dilanjutkan dengan pembacaan Surat Yasin, tahlil, doa bersama, serta lantunan salawat yang menggema di sekitar Monas.
Ribuan jemaah dari berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya turut hadir, menciptakan suasana religius yang penuh kekhidmatan.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah ulama, habaib, dan tokoh masyarakat yang memberikan tausiyah serta doa untuk keberkahan bangsa.