POSKOTA.CO.ID - Pasar kripto selalu menjadi ruang penuh dinamika, di mana angka pergerakan harga bukan hanya statistik dingin, melainkan refleksi dari jutaan keputusan manusia.
Investor, spekulan, hingga pemula yang baru mengenal dunia blockchain ikut membentuk ekosistem yang bergerak cepat ini. Dalam seminggu terakhir, sejumlah aset digital utama menunjukkan performa yang menarik untuk diamati, dari Solana (SOL) yang melonjak tajam, XRP yang masih berfluktuasi, Dogecoin sebagai koin meme ikonik, hingga stablecoin yang tetap tenang di tengah gejolak.
Baca Juga: Meski Luasnya Hanya 662,33 Km², DKI Jakarta Jadi Provinsi Paling Maju
Solana (SOL): Bintang Baru yang Terus Bersinar
Dalam 24 jam terakhir, Solana mencatat kenaikan 6,17%, sementara dalam sepekan menguat 7,87%, menempatkan harganya di kisaran Rp3,445 juta per koin.
Fenomena ini bukan semata-mata pergerakan teknis. Solana berhasil memikat investor karena keunggulannya dalam kecepatan transaksi dan biaya yang rendah.
Banyak pengembang aplikasi terdesentralisasi (dApps) mulai memilih Solana sebagai ekosistem, menjadikannya lebih dari sekadar altcoin biasa.
Kenaikan Solana juga mencerminkan optimisme kolektif. Investor mencari alternatif di luar Bitcoin dan Ethereum, dan Solana hadir sebagai jawaban. Dalam psikologi investasi, fenomena ini disebut “rotasi aset”—di mana modal mulai bergerak ke instrumen baru yang dianggap lebih menjanjikan.
XRP: Stabilitas yang Dipertanyakan
XRP sempat menguat 3,48% dalam 24 jam, namun jika dilihat lebih luas dalam sepekan justru melemah 4,06%, dengan harga sekitar Rp46.918 per koin.
XRP memiliki keunikan: ia bukan hanya sekadar aset spekulatif, tetapi juga bagian dari visi teknologi pembayaran lintas batas. Namun, perjalanan XRP tidak pernah lepas dari bayangan masalah hukum dengan regulator, yang membuat sentimen pasar kerap bergejolak.
Dari kacamata investor, kondisi ini mengajarkan pelajaran penting: volatilitas harga kripto tidak selalu mencerminkan kualitas teknologi di baliknya.
Bagi sebagian orang, melemahnya XRP justru dilihat sebagai peluang masuk, sementara bagi yang lain, itu adalah sinyal untuk menahan diri.