POSKOTA.CO.ID - Nama Gojek kembali menjadi sorotan setelah mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka.
Nadiem Makarim, terjerat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Penetapan ini dilakukan pada Kamis, 4 September 2025, dan Nadiem langsung ditahan di Rutan Salemba, Jakarta Pusat.
Saat keluar dari Gedung Kejaksaan Agung, Nadiem mendapatkan pengawalan ketat dan dijadwalkan menjalani masa tahanan selama 20 hari ke depan.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo, menjelaskan Nadiem dijerat Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Kemudian, Pasal 2 mengatur perbuatan memperkaya diri secara melawan hukum yang merugikan keuangan negara, sedangkan Pasal 3 mengatur penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Sebelum Nadiem, Kejagung telah menetapkan empat tersangka lainnya.
Mereka adalah JT (Jurist Tan), staf khusus Mendikbudristek 2020–2024, serta BAM (Ibrahim Arief), mantan konsultan teknologi Kemendikbudristek.
Lalu, SW (Sri Wahyuningsih), direktur Sekolah Direktorat PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah 2020–2021 dan MUL (Mulyatsyah), direktur SMP Direktorat PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah 2020–2021.
Penetapan itu sendiri menimbulkan pertanyaan besar mengenai status kepemilikan Gojek saat ini, mengingat Nadiem dikenal sebagai salah satu pendiri dan sosok utama di balik kesuksesan perusahaan itu.
Baca Juga: Profil Nadiem Makarim: Dari Founder Gojek, Menteri Jokowi, hingga Terseret Kasus Korupsi Chromebook
Siapa Pemilik Gojek Sekarang?
Masyarakat pun mempertanyakan, siapa pemilik Gojek sekarang setelah Nadiem Makarim menjadi tersangka.
Gojek sendiri didirikan oleh Nadiem bersama Kevin Aluwi, dengan Nadiem sebagai sosok utama di balik pendirian perusahaan pada 2010 atau 2011.
Saat ini, Gojek merupakan bagian dari perusahaan publik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dengan kepemilikan tersebar di berbagai pemegang saham, termasuk investor institusional seperti SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd.
Adapun tiga tokoh kunci yang memainkan peran sentral dalam mendesain visi, strategi, dan karakter dari perusahaan Gojek tersebut.
1. Nadiem Makarim
Lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, Nadiem Makarim tumbuh dalam lingkungan multikultural dan menempuh pendidikan internasional.
Ia meraih gelar S1 Hubungan Internasional dari Brown University, Amerika Serikat, dan mengikuti program pertukaran di London School of Economics.
Nadiem kemudian melanjutkan pendidikan MBA di Harvard Business School.
Sebelum mendirikan Gojek, Nadiem berkarier di dunia korporat dan startup, termasuk sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora, serta Chief Innovation Officer di Kartuku.
Pada 2019, dia meninggalkan Gojek untuk mengabdi sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
2. Kevin Aluwi
Sebagai Co-Founder sekaligus CEO Gojek sejak 2019, Kevin Aluwi berperan besar dalam mengarahkan strategi data, teknologi, dan pertumbuhan perusahaan.
Lulusan University of Southern California, Kevin memiliki latar belakang di bidang keuangan dan teknologi, serta sempat bekerja di perusahaan konsultan ternama.
Kevin juga menjadi arsitek ekosistem digital Gojek, memanfaatkan data analitik untuk menyempurnakan pengalaman pengguna.
Setelah merger Gojek-Tokopedia, ia sempat menjabat sebagai direktur di GoTo sebelum kemudian fokus sebagai anggota dewan komisaris.
3. Michaelangelo Moran
Berbeda dengan Nadiem dan Kevin, Michaelangelo Moran memiliki latar belakang kreatif dan desain, lulusan Academy of Art University, Amerika Serikat.
Ia bertanggung jawab atas branding awal Gojek, mulai dari logo, seragam mitra, tampilan aplikasi, hingga nama “Gojek” sendiri yang merupakan gagasannya.
Selain itu, Michaelangelo dikenal sebagai DJ dan seniman visual.
Meskipun resmi mengundurkan diri dari struktur perusahaan pada 2016, dukungannya terhadap Gojek tetap terlihat melalui berbagai publikasi dan kanal pribadi hingga kini.