Ilustrasi seseorang sedang menghitung keuangan pribadi, simbol kehati-hatian dalam mengelola finansial di masa sulit. (Sumber: Pinterest)

EKONOMI

Situasi Ekonomi Tidak Menentu, Ini Strategi Bijak Mengelola Keuangan Pribadi

Kamis 04 Sep 2025, 18:15 WIB

POSKOTA.CO.ID - Setiap orang pasti pernah merasakan masa sulit dalam hidupnya, terlebih ketika menyangkut keuangan. Situasi ekonomi global maupun domestik tidak selamanya berjalan mulus. Ada masa ketika wabah, resesi, inflasi, hingga kebijakan keuangan tertentu membuat masyarakat merasa tertekan.

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada angka-angka makroekonomi, tetapi juga pada kondisi psikologis masyarakat. Banyak orang merasa cemas menghadapi tantangan finansial. Kecemasan itu wajar, sebab keuangan bukan hanya soal angka, melainkan juga soal rasa aman dan kendali atas hidup.

Melansir dari Instagram @noninadia seorang perencana keuangan, Nadia Harsya, menekankan bahwa di masa yang penuh ketidakpastian, kunci utama bertahan adalah kehati-hatian dalam mengelola keuangan pribadi maupun keluarga.

Pandangannya bukan sekadar teori, melainkan refleksi dari pengalaman panjang mendampingi klien menghadapi pasang surut finansial.

Baca Juga: Akses SSCASN Membingungkan Honorer, BKPSDM Depok Minta Tenang: Proses Masih Berjalan

Faktor Penyebab Kecemasan Finansial

Kecemasan keuangan tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor yang memicunya, antara lain:

  1. Dampak pandemi dan resesi. Covid-19 telah meninggalkan jejak panjang berupa PHK, penurunan daya beli, dan perubahan gaya hidup.
  2. Kondisi pekerjaan yang tidak stabil. PHK massal, kontrak kerja jangka pendek, serta minimnya jaminan sosial menambah ketidakpastian.
  3. Berita finansial yang meresahkan. Misalnya, kasus rekening dormant yang dibekukan atau tren investasi yang berisiko.
  4. Tekanan sosial. Budaya konsumtif, tuntutan gaya hidup, hingga fenomena pinjol (pinjaman online) dan judol (judi online) yang merajalela.

Persoalan-persoalan ini membuat banyak orang merasa tidak aman, bahkan ketika mereka masih memiliki penghasilan tetap.

Kendali Ada di Tangan Individu

Nadia mengingatkan, meski faktor eksternal tidak bisa dikendalikan, setiap individu tetap memiliki ruang kendali dalam kehidupannya. Hal-hal kecil namun konsisten bisa sangat berpengaruh terhadap stabilitas finansial.

Beberapa di antaranya adalah:

Prinsip Bijak Finansial: Hidup Sesuai Kemampuan

Kehidupan modern seringkali menjerumuskan orang pada jebakan gaya hidup. Banyak orang memiliki uang, tetapi tidak punya anggaran. Akibatnya, uang habis tanpa arah dan menimbulkan kecemasan baru.

Nadia menyarankan prinsip sederhana hidup sesuai kemampuan. Tidak semua ajakan, tren, atau penawaran perlu diikuti. Memiliki uang bukan berarti memiliki kapasitas untuk membelanjakannya tanpa perhitungan.

Kunci Strategi Pengelolaan Keuangan Sehat:

  1. Dana darurat. Minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan, sehingga jika ada kejadian mendadak, finansial tetap aman.
  2. Cash is king. Menjaga likuiditas penting untuk memanfaatkan peluang, misalnya ketika harga aset turun.
  3. Hindari tren investasi sesaat. Jangan mudah terbawa arus “FOMO” (fear of missing out).
  4. Kendalikan pengeluaran. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Pinjaman: Antara Solusi dan Beban

Berutang seringkali dipandang negatif. Namun, Nadia menegaskan bahwa utang tidak selalu buruk, asalkan digunakan dengan benar.

Empat Prinsip Sehat dalam Berutang:

  1. Untuk aset produktif. Utang sebaiknya dialokasikan pada hal yang bisa menghasilkan, misalnya modal usaha, bukan sekadar konsumsi.
  2. Durasi cicilan lebih pendek daripada masa manfaat. Jika membeli rumah dengan KPR 15 tahun, pastikan rumah bisa dipakai jauh lebih lama dari tenor pinjaman.
  3. Meminjam pada lembaga legal. Jangan tergoda tawaran cepat tanpa kejelasan hukum.
  4. Siap bayar. Prinsip paling dasar: berani berutang berarti berani melunasi.

Jika ditelaah lebih dalam, pengelolaan keuangan tidak hanya soal menabung atau berinvestasi. Ia juga mencerminkan cara seseorang mengelola hidup dan emosinya.

Dengan kata lain, stabilitas finansial sejatinya berakar pada stabilitas diri.

Baca Juga: Libur Nasional Maulid Nabi, Besok, 5 September 2025: Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan

Strategi Praktis untuk Keluarga

Bagi keluarga, mengatur keuangan bukan hanya soal kebutuhan sehari-hari, melainkan juga tentang membangun masa depan bersama.

Tips untuk Keluarga Muda:

Menghadapi Ketidakpastian dengan Bijak

Kondisi ekonomi mungkin tidak bisa diprediksi, tetapi resiliensi finansial bisa dibangun. Seseorang tidak harus kaya raya untuk merasa aman, tetapi cukup disiplin dan konsisten dalam mengelola apa yang dimiliki.

Seperti kata Nadia:

“Uang kita harus dikelola dengan hati-hati agar tetap aman di situasi yang tidak pasti.”

Pesan ini sederhana namun mendalam. Hidup akan selalu penuh tantangan, tetapi pengendalian diri dan kebijaksanaan finansial adalah bekal utama menghadapi masa depan.

Mengelola keuangan bukan hanya soal angka, melainkan juga soal sikap, kesadaran, dan pilihan. Kondisi ekonomi global maupun nasional memang tidak selalu bersahabat. Namun, dengan prinsip kehati-hatian, disiplin, serta strategi yang terukur, setiap orang bisa tetap tangguh menghadapi ketidakpastian.

Pada akhirnya, keamanan finansial bukan sekadar soal berapa banyak uang yang kita miliki, melainkan bagaimana kita mengelolanya dengan bijak. Dengan begitu, ketenangan hidup pun bisa diraih, bahkan di tengah situasi yang penuh gejolak.

Tags:
bijak berutangtips mengatur keuangan di masa sulitstrategi finansial keluargamanajemen keuangan pribadi

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor