Dirinya berharap sekolah bisa menjadikan anak-anak yang pernah terlibat masalah menjadi agent of change. Tentunya dengan memberikan pemahaman agar bisa menjadi duta perubahan.
Sebelumnya, Novrian menyebut aksi mereka dipicu oleh provokasi yang tersebar luas di media sosial.
“Banyak dari mereka bilang tidak tahu, cuma ikut-ikutan saja. Hampir rata-rata terprovokasi oleh informasi yang mereka terima di media sosial,” katanya. (CR-3)