Gelombang masalah menghantam keluarga Sahroni dimulai dari pernyataan kontroversialnya di ranah politik, yang memicu kritik tajam dan unjuk rasa.
Situasi memanas mencapai puncaknya pada Sabtu, 30 Agustus 2025, ketika massa yang berunjuk rasa mendatangi kediamannya di Tanjung Priok. Aksi protes yang awalnya damai berubah menjadi ricuh dan berujung pada penjarahan.
Rumah tersebut diobrak-abrik, dan sejumlah barang berharga raib. Yang paling banyak disorot adalah hilangnya koleksi tas dan jam tangan mewah milik Feby Belinda.
Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan kerugian materi yang besar, tetapi juga pelanggaran privasi yang traumatis bagi keluarga.
Baca Juga: Sosok Ferry Irwandi, Influencer Eks ASN yang Lantang Kritisi Pemerintah
Menghilang dari Dunia Maya: Strategi Bertahan di Tengah Badai
Dampak dari rangkaian peristiwa ini terlihat jelas. Sejak kontroversi politik meledak dan sebelum peristiwa penjarahan terjadi, Feby Belinda memilih untuk menonaktifkan akun Instagramnya.
Langkah ini diduga merupakan upaya untuk melindungi diri dan keluarga dari terpaan badai pemberitaan dan komentar negatif warganet, serta upaya menjaga ketenangan anak-anaknya.
Sosok Feby, yang sebelumnya hidup secara low-profile, kini justru menjadi bahan perbincangan publik karena peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Ia bukan lagi hanya dikenal sebagai istri seorang anggota DPR yang stylish dan sukses, tetapi juga sebagai korban dari imbas kontroversi politik sang suami.
Sampai berita ini diturunkan, proses hukum terkait penjarahan masih berjalan. Sementara itu, keluarga Sahroni berusaha untuk memulihkan kembali kehidupan mereka yang porak-poranda akibat peristiwa yang viral dengan tagar #RumahSahroniDijarah tersebut.