Modal menjadi bahan bakar utama investasi. Investor perlu memperhatikan:
- Minimal setoran awal yang ditetapkan broker.
- Metode transfer internasional untuk memastikan dana masuk ke rekening saham global.
- Biaya tambahan seperti fee transfer bank atau konversi mata uang.
Dengan modal terkelola baik, investor bisa membeli saham Amazon atau Tesla tanpa khawatir gagal eksekusi karena kekurangan saldo.
5. Melakukan Analisis Saham
Membeli saham global bukan sekadar ikut tren. Investor perlu:
- Membaca laporan keuangan perusahaan.
- Mengikuti perkembangan industri global.
- Menganalisis tren makroekonomi, seperti inflasi AS atau kebijakan suku bunga The Fed.
Analisis ini akan membantu investor menilai apakah saham perusahaan teknologi, farmasi, atau energi layak dibeli.
6. Memulai Transaksi
Setelah analisis, investor bisa mulai membeli saham melalui beberapa strategi:
- Market Order: Transaksi langsung dengan harga pasar saat itu.
- Limit Order: Investor menentukan harga beli atau jual tertentu.
- Buy on Breakout: Membeli ketika saham menembus harga tertinggi.
- Buy on Retracement: Membeli saat harga turun sementara sebelum naik kembali.
- Buy on Weakness: Membeli saat saham menyentuh level harga yang dianggap aman.
Dengan strategi tepat, risiko kerugian bisa ditekan dan peluang keuntungan meningkat.
Risiko Investasi Saham Luar Negeri
Meski menggiurkan, saham luar negeri tetap memiliki risiko yang harus dipahami:
1. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Keuntungan bisa berkurang jika rupiah melemah terhadap dolar atau yen. Sebaliknya, rupiah yang menguat dapat membuat keuntungan saham global terasa lebih kecil.
2. Risiko Ekonomi dan Politik
Perang dagang, krisis keuangan, atau kebijakan pemerintah asing bisa mengguncang pasar saham. Investor wajib siap menghadapi volatilitas tinggi.
3. Perbedaan Regulasi
Setiap negara memiliki aturan berbeda terkait pajak dividen, capital gain, atau kepemilikan asing. Investor harus mempelajari regulasi agar tidak salah langkah.
Banyak investor muda Indonesia memilih saham luar negeri karena merasa terbatas jika hanya berinvestasi di pasar domestik. Ada rasa ingin "ikut serta" dalam pertumbuhan perusahaan global yang mengubah dunia, seperti Tesla dengan mobil listriknya atau Microsoft dengan kecerdasan buatan.
Di sisi lain, investasi ini juga menumbuhkan wawasan global. Investor tidak hanya belajar soal angka, tapi juga memahami dinamika politik, tren teknologi, hingga perubahan gaya hidup dunia. Dengan begitu, mereka merasa lebih "terhubung" dengan ekonomi global.