POSKOTA.CO.ID - Artis dan pengusaha Raffi Ahmad menjadi sasaran manipulasi teknologi deepfake oleh oknum tak bertanggung jawab.
Video tersebut beredar luar di media sosial, termasuk yang diunggah akun X @dinossorry.
Di mana, akun tersebut menampilkan seorang perempuan menerima panggilan video dari sosok yang menyerupai Raffi Ahmad.
Dalam video tersebut, sosok “Raffi” menyapa ramah sebelum menawarkan hadiah undian.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, kamu dari daerah mana? Nama kamu siapa? Langsung saja ya, saya tidak punya waktu lama,” ucap sosok tersebut.
Modus penipuan online pun berlanjut dengan pengumuman hadiah undian Rp100 juta. Penipu bahkan menambahkan pesan bernuansa religius untuk meyakinkan calon korban.
“Saya ucapkan selamat bagi kamu dan semoga hadiah ini bisa bermanfaat. Setelah ini bersyukurnya diperbanyak dan ingat bersedekah harus kamu utamakan jangan sampai lupa ya.”
Di akhir percakapan, korban diarahkan melanjutkan komunikasi melalui WhatsApp, yang diduga menjadi pintu masuk penipuan lebih lanjut.
Menyadari namanya disalahgunakan, Raffi Ahmad segera memberikan klarifikasi melalui akun Instagram @raffinagita1717.
“HATI-HATI PENIPUAN !!!!!!!!! HOAX !!!!!”
Lantas, apa itu Deepfake yang tengah viral karena Raffi Ahmad menjadi korban? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca Juga: Nunung Terharu Atas Perhatian Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Saat Kunjungi Kosan: Terima Kasih
Apa Itu Deepfake?
Menurut kanal YouTube faktoChanel yang dilansir, pada Minggu, 24 Agustus 2025, Deepfake merupakan gabungan istilah deep learning dan fake.
Yang merujuk pada konten palsu yang dihasilkan melalui kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Teknologi ini mampu memanipulasi wajah dan suara seseorang sehingga tampak seolah-olah melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Hasilnya sangat realistis hingga sulit dibedakan dari yang asli, bahkan oleh orang yang mengenal korban secara dekat.
Baca Juga: Hotma Sitompul Meninggal Dunia, Raffi Ahmad Ungkap Jasa Besarnya Lewati Kasus Narkoba
Cara Kerja Teknologi Deepfake
Teknologi deepfake bekerja dengan mengumpulkan data wajah dan suara seseorang dari berbagai sumber, mulai dari foto, video, hingga konten yang diunggah di media sosial.
Algoritma AI kemudian menganalisis ekspresi wajah, gerakan bibir, intonasi suara, serta mimik untuk menghasilkan rekaman baru yang realistis.
Hasil manipulasi ini bisa sangat meyakinkan sehingga sulit dibedakan dari aslinya, bahkan bagi orang yang dekat atau mengenal target.
Deepfake tidak hanya bisa mengubah konten yang sudah ada, seperti mengganti wajah dalam video tertentu, tetapi juga bisa menciptakan konten baru sepenuhnya.
Misalnya, seseorang dapat terlihat melakukan aktivitas atau mengucapkan kata-kata yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Baca Juga: Penyebar Video Viral Patwal Mobil RI 36 Raffi Ahmad Minta Maaf
Potensi Bahaya dan Penyalahgunaan
Bahaya utama dari deepfake terletak pada kemampuannya menyebarkan informasi palsu seolah berasal dari sumber tepercaya.
Teknologi ini telah digunakan dalam berbagai aksi kriminal digital, termasuk.
Penipuan investasi dan bisnis: Menggunakan suara atau wajah palsu tokoh ternama untuk menipu calon korban.
Pemerasan: Membuat rekaman kompromi palsu untuk menekan individu agar memenuhi permintaan pelaku.
Penyebaran hoaks politik: Memanipulasi video politik agar seolah seorang pejabat atau tokoh publik mengucapkan hal-hal kontroversial.
Pelecehan dan intimidasi: Membuat konten manipulatif yang menyerang reputasi seseorang.
Kehadiran deepfake memunculkan tantangan besar bagi masyarakat digital. Video dan audio yang tampak asli kini bisa menyesatkan, sehingga kesadaran kritis menjadi sangat penting.