POSKOTA.CO.ID – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, disebut telah mengirim utusan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk meminta agar aktivitas buzzer politik ditertibkan. Pernyataan tersebut disampaikan jurnalis senior Hersubeno Arief dalam sebuah diskusi dengan pengamat politik Rocky Gerung.
Hersubeno menilai keberadaan buzzer telah menimbulkan polarisasi di masyarakat dan bahkan berujung pada pemberian jabatan publik kepada sejumlah pihak yang terlibat.
“Ibu Megawati itu mengaku bahwa sudah mengirim utusan ke Presiden Prabowo untuk minta agar para buzzer itu ditertibkan atau disingkirkan. Karena mereka ini, kata Bu Megawati, hanya bikin pembelahan saja, narasinya selalu pembelahan,” kata Hersubeno.
Ia menambahkan bahwa sebagian buzzer justru mendapat posisi di pemerintahan.
“Yang lebih jengkel lagi, mereka ini kemudian malah jadi komisaris atau pejabat di pemerintahan. Ini cara-cara yang tidak benar, menggunakan uang negara, uang pajak rakyat untuk permainan politik yang tidak bermutu,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung menilai peran buzzer telah mendominasi ruang politik Indonesia selama satu dekade terakhir. Ia menilai buzzer identik dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Ibu Mega, buzzer itu identik dengan Jokowi sebetulnya. Dalam 10 tahun, kekuatan pencitraan Pak Jokowi itu didasarkan pada buzzer. Kualitas per-buzzer-an ini justru mendangkalkan debat publik,” kata Rocky.
Rocky menambahkan bahwa keberadaan buzzer menggeser politik dari ruang ideologis ke ranah manipulatif.
Baca Juga: Presiden Prabowo Hilangkan Tantiem Komisaris BUMN, Pengamat: Bentuk Penghormatan pada Rakyat
“Semua yang sifatnya ideologis pasti tidak mungkin diselenggarakan melalui per-buzzer-an. Semua yang sifatnya argumentatif tidak mungkin diandalkan pada buzzer itu. Maka buzzer mengambil alih hoax, mengambil alih post-truth,” ujarnya.