Sepi Bongkar Muat, Kuli Panggul Pasar Induk Beras Cipinang Kehilangan Penghasilan

Selasa 12 Agu 2025, 12:25 WIB
Suasana di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Selasa, 12 Agustus 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Suasana di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Selasa, 12 Agustus 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JATINEGARA, POSKOTA.CO.ID - Pekerja kuli panggul di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, mengeluhkan sepinya konsumen yang berdampak kepada penghasilan.

Salah satu pekerja, Dayat mengutarakan, sudah sekitar 2 bulan ini, dirinya kebanyakan duduk ketimbang beraktivitas.

"Karena enggak ada bongkar muat, jadi kami enggak bisa kerja. Penghasilan kami kan dari aktivitas bongkar muat," kata dia saat ditemui di lokasi, Selasa, 12 Agustus 2025.

Biasanya, dalam sehari, Dayat mengaku mendapat penghasilan Rp200-300 ribu. Namun sudah 2 bulan ini, aktivitas bongkar muat di Pasar Induk Beras Cipinang, sepi.

"Penghasilan jadi berkurang, mau nyari duit segitu (Rp200 ribu) jadi susah," ucap dia.

Baca Juga: Bakal Diguyur Hujan, Cek Prediksi Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa, 12 Agustus 2025

Hal senada diutarakan Haikal, salah satu pekerja di Pasar Induk Beras Cipinang. Ia mengaku sepinya konsumen sejak adanya kisruh beras oplosan, bahkan Dirut PT Foos Station menjadi tersangka kasus beras oplosan

"Sepinya ya karena itu, jadi kami terdampak. Aktivitas bongkar muat jadi sepi," kata dia.

Salah satu pedagang beras, Anda, 60 tahun bahkan mengatakan, dirinya kerap memberikan uang lebih kepada pekerjanya sendiri. Ia menyadari bahwa aktivitas bongkar muat berkurang karena kebijakan baru.

"Saya suka kasih pribadi, karena mereka kan juga punya keluarga," ucap Anda.

Anda mengatakan, penurunan omset karena adanya kebijakan minimal pembelian 50 kilogram.

"Sekarang kan pedagang udah enggak boleh ngaduk, gak boleh bikin kecil. Per 5 kg, per 10 kg itu mesti tertera ada nomor registernya, bermerek lah," ungkap dia.

Sebelumnya, pedagang beras di Pasar Beraa Induk Cipinang dibebaskan untuk menjual beras berapapun. Termasuk misalnya untuk ukuran 5 kilogram ataupun 10 kilogram.

Pedagang juga bisa mengaduk beras sesuai dengan kebutuhan konsumen. Misalnya beras dengan kualitas bagus dengan kualitas sedang, dan dijual dengan beras kualitas sedang.

Baca Juga: Loker 1.000 Damkar Jakarta Dibuka Hari ini, Cek Alur Pendaftarannya

Pria yang sudah 40 tahun menjadi pedagang beras ini mengungkapkan bahwa praktik pengadukan beras khususnya di Pasar Induk Beras Cipinang sudah lama ada.

Namun di sini pedagang beras menekankan jika mereka tidak pernah berbuat curang. Dalam artian, pedagang mengaduk beras hanya demi mencari harga yang pas.

"Kan ada IR 1, ada IR 2, IR 1 itu beras bagus, IR 2 kurang bagus mutunya. Jadi enggak ada itu beras premium sama medium, emangnya bensin," kata dia.

Anda menambahkan, pedagang beras khususnya di Pasar Induk Beras Cipinang dalam posisi dilema. Sebab mereka khawatir jika mengaduk beras, justru malah disangka 'nakal'.

Padahal, pedagang mencampur beras kualitas bagus dengan kualitas yang sedang terkadang juga karena permintaan konsumen itu sendiri. Sebab harga beras dengan mutu tinggi mahal.

"Umpamanya dari luar minta buat sumbangan 5 kiloan, berasnya kurang bagus gitu kan, nah mereka (konsumen) minta yang standar lah, yang layak," kata Anda.

"Tapi mereka kan (aparat) 'wah bapak ini nakal, beras ini dicampur beras ini', ya begitu lah. Nah masyarakat itu kan ada yang mampu, ada yang enggak mampu," tambahnya.

Di lokasi, Selasa, 12 Agustus 2025, tampak aktivitas bongkar muat sepi. Terlihat hanya ada beberapa toko beras yang sedang bongkar muat, itupun terlihat dengan jumlah yang banyak.


Berita Terkait


News Update