Imbas Larangan Study Tour, Pengusaha Bus Pariwisata di Bekasi Merana

Selasa 12 Agu 2025, 19:57 WIB
Pengurus Bus PO Pariwisata Metropolitan, Tatang. Nurpini Aulia Rapika (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Pengurus Bus PO Pariwisata Metropolitan, Tatang. Nurpini Aulia Rapika (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Kebijakan larangan study tour dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membawa dampak besar bagi pelaku usaha transportasi pariwisata di Kota Bekasi.

Pengurus Bus PO Pariwisata Metropolitan Bekasi, Tatang, 50 tahun, mengaku sejak aturan itu berlaku, permintaan jasa angkutan untuk study tour dari sekolah-sekolah langsung hilang. Alhasil, banyak karyawan yang terpaksa menganggur.

“Saya rasa dampaknya besar sekali. Biasanya masa libur sekolah jadi momen ramai, sekarang malah sepi total,” ujar Tatang saat ditemui, Selasa, 12 Agustus 2025

Tatang menjelaskan, sebelum larangan diberlakukan, armada bus wisata biasanya disewa sekolah untuk perjalanan ke Bogor, Bandung, hingga Yogyakarta. Di mana biasanya masa libur sekolah menjadi puncak pendapatan perusahaan.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Study Tour Bukan Jalan-Jalan, tapi Peninjauan Edukatif

Namun, setelah terbitnya Surat Edaran Gubernur yang melarang kegiatan study tour, rekreasi, dan piknik dari sekolah, pemasukan perusahaan pun anjlok. Tatang menyebut, sejumlah PO wisata di Bekasi mengalami kerugian hingga 40 persen.

Armada bus PO Pariwisata Metropolitan. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

“Untuk makan keluarga saja susah. Istilahnya untuk ngasih makan anak istri aja sangat sulit. Dulu mobil selalu jalan, sekarang hampir menganggur semua. Pendapatan kami jadi turun 40 persen,” tegasnya.

Tatang menilai kebijakan larangan study tour sangat menyulitkan pelaku usaha transportasi seperti dirinya.

Ia berharap Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, meninjau ulang kebijakan ini, karena sektor transportasi pariwisata ikut menopang ekonomi masyarakat kecil.

“Harapan kami, Pak Dedi bisa mempertimbangkan kembali agar kebijakan itu dicabut. Karena ini sangat berat bagi kami,” kata Tatang.

Baca Juga: Diprotes Sopir Bus gegara Larang Study Tour, Dedi Mulyadi: Silakan Berbisnis asal Jangan Libatkan Siswa


Berita Terkait


News Update