BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kegiatan study tour sekolah seharusnya tidak dipandang semata sebagai ajang jalan-jalan, melainkan kesempatan untuk memperluas wawasan siswa melalui peninjauan edukatif.
Menurut Dedi, konsep study tour idealnya diarahkan pada kegiatan pembelajaran di luar kelas yang memiliki nilai riset, seperti pengelolaan lingkungan dan pengolahan sampah.
"Study tour itu bukan sekadar rekreasi dan jalan-jalan yang tidak ada di dalam kurikulum, tapi bagian dari proses belajar yang bermanfaat," ujar Dedi Mulyadi saat mengunjungi Kota Bogor, Selasa, 29 Juli 2025.
"Misalnya riset tentang sampah, pergi ke sungai atau cari sampah bekas. Terus bawa ke laboratorium dilakukan pengecekan jadi siswa mendapat ilmu baru, seperti itu yang namanya study tour," ujarnya.
Ia menambahkan, sekolah dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual bagi siswa, sehingga mereka tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga pengetahuan baru.
Dedi juga mendorong pihak sekolah dan orang tua agar bersama-sama memastikan study tour tetap memiliki nilai edukatif dan relevan dengan kurikulum.
"Dengan begitu, study tour benar-benar dirasakan manfaat edukatifnya oleh siswa dan tidak menjadi beban bagi orang tua," katanya.
Sebelumnya, aturan larangan study tour menjadi sorotan publik menyusul sejumlah kasus kecelakaan dan tingginya biaya kegiatan.
Dedi menilai, dengan perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas, study tour tetap penting sebagai bagian dari proses pendidikan, namun tidak boleh dimaknai sekadar sebagai aktivitas jalan-jalan. (CR-5)
