POSKOTA.CO.ID – Banyak orang berpikir mereka bisa menunggu “waktu yang tepat” untuk membeli Bitcoin.
Namun, menurut investor dan pengusaha muda Timothy Ronald, pola pikir seperti itu justru membuat seseorang kehilangan peluang besar.
Timothy menegaskan bahwa keraguan dan sikap menunda dalam berinvestasi Bitcoin sering kali membuat orang tak pernah benar-benar membeli.
“Di saat lu sekarang enggak mau beli, nanti lu enggak akan pernah bisa beli lagi. Kalau lu bilang, ‘Oh ini Rp97.000 sudah mahal.’ Kemarin lu bilang, ‘Rp7.000 lu tunggu turun.’ Kan gua tetap beli di sini nanti harganya Rp900.000, ketika dia turun ke Rp800.000 lu bilang, ‘Oh tunggu turun dulu ke Rp500.000 baru beli.’ Entar dia sejuta,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Inilah Kendaraan untuk Menggapai Kekayaan Menurut Timothy Ronald, Simak Penjelasannya
Menurutnya, orang yang selalu menunggu harga turun hingga ke level yang mereka anggap ideal justru akan tertinggal karena pasar tidak selalu bergerak sesuai prediksi.
Timothy tidak ragu untuk memberikan kritik tajam pada orang yang berusaha menebak waktu terbaik masuk dan keluar pasar kripto.
“Jadi orang-orang gobl*k kayak lu yang mikir lu bisa timing kapan masuk dan keluarnya Bitcoin adalah orang-orang dengan standar intelektual yang di bawah rata-rata,” tegasnya.
Ia menambahkan, jika seseorang masih tidak percaya pada potensi Bitcoin sebagai aset, maka orang tersebut mungkin tidak memiliki kapasitas intelektual untuk memahaminya.
Baca Juga: Pentingnya Upgrade Skill Menurut Timothy Ronald, Simak Penjelasannya
“Kalau lu masih enggak percaya dengan asetnya, ya memang lu mungkin manusia yang kapasitas intelektualnya seperti monyet,” katanya blak-blakan.
Timothy juga menyampaikan bahwa Bitcoin sudah terbukti mampu memberikan keuntungan jauh lebih besar dibanding instrumen investasi konvensional.
“Kalau ada manusia yang bisa demonstrasi aset itu untung ratusan persen – ya gua enggak ngomong 10-20 persen – gua ngomong ratusan persen, gua buktikan real,” jelasnya.
Ia mencontohkan perbandingan hasil investasi di Bitcoin dengan deposito maupun reksa dana.
Baca Juga: Memahami Return on Capital: Indikator Penting dalam Analisis Bisnis Menurut Timothy Ronald
“Jadi kalau lu nabung Rp100 juta di deposito, nabung Rp100 juta di reksa, Rp100 juta lu tabung di mana sama lu tabung di Bitcoin, hasilnya lu bandingin lu kayak orang tolol,” pungkasnya.