POSKOTA.CO.ID – Timothy Ronald memulai kisahnya dengan pengalaman yang jarang dialami anak muda pada umumnya.
“Ketika gua umur 19 tahun, gua negosiasi depan muka dengan private equity investor nomor satu di Indonesia. Gua negosiasi valuasi perusahaan gua sendiri yang dia mau beli share-nya dari gua,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Pada usia yang sangat muda itu, Timothy sudah memimpin sebuah perusahaan besar dengan 130 karyawan.
“Pakai entitasnya, di gua jadi nahkoda dari kapal itu isinya 130 orang. Di umur 20 tahun, gua punya 130 karyawan,” kenangnya.
Namun, perjalanan tersebut tidak selalu mulus. Dari ratusan orang yang pernah bekerja bersamanya, hanya tersisa 15 orang yang tetap setia hingga kini. Bahkan, salah satu di antaranya masih menjadi editor video untuk kontennya sekarang.
Tidak semua kerja sama membawa hasil manis. Timothy mengakui pernah memilih partner yang salah.
“Gua ketemu partner yang salah yang cuma bisanya pencitraan tapi hasil nol besar sampai sekarang semua orang sekarang tahu akhirnya,” ungkapnya.
Saat itu, ia berada dalam posisi di mana investor dianggap seperti “bos” bagi operator perusahaan.
Baca Juga: Menekan Gaya Hidup demi Investasi: Cara Timothy Ronald Mengatur Keuangan
“Kalau dipanggil investor harus datang segala macam,” tambahnya.