POSKOTA.CO.ID - Belakangan tengah viral film Animasi berjudul Merah Putih One For All banjir kritik netizen di media sosial.
Hal ini menyusul kualitas dari animasi dalam film itu sendiri dinilai kurang cantik, sehingga mmebuat banyak orang tidak menyukainya.
Padahal film ini diproyeksikan untuk tayang dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 80.
Menurut jadwal, film tersebut akan mulai tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025 menjelang peringatan kemerdekaan pada 17 Agustus.
Baca Juga: Ngaku Gak Ngerti Boxing Usai Kalah dalam 38 Detik, Instagram Jefri Nichol Habis Diserang Netizen
Biaya Produksi Rp6,7 Miliar
Dari informasi yang beredar, film Merah Putih One For All ini telah menghabiskan dana produksi mencapai Rp6,7 miliar.
Nilai tersebut dinilai warganet cukup fantastis, namun hasil produksi jauh dari harapan dan cenderung seperti amatir.
Bahkan banyak pihak membandingkan animasi pada trailer film yang tayang di YouTube, kualitasnya berbeda jauh antara langit dan bumi dengan film animasi yang belakangan viral, Jumbo.
Namun pihak Perfiki Kreasindo sebagai rumah produksi sendiri telah menyampaikan bahwa budget yang ada memang hanya mampu menghasilkan kualitas tersebut.
Baca Juga: Film Animasi Merah Putih One For All Dapat Kritikan Netizen, Visual Jadi Sorotan Utama
Hanung Bramantyo Beri Pencerahan
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram @kkimisekai.id, sutradara kawakan, Hanung Bramantyo sempat memberikan komentarnya terkait dengan film Animasi Merah Putih One For All ini.
Menurutnya budget yang dimiliki rumah produksi sebesar Rp6,7 miliar ini sebenarnya masih sangat minim dalam sebuah produksi film Animasi.
"Menurut info, budgetnya 6,7M. Namun budget segitu untuk Film Animasi, potong pajak 13% kisaran 5M plus plus, sekalipun tidak dikorupsi, hasilnya tetap JELEK!!!" tulisnya di kolom komentar.
Hanung Bramantyo lantas membeberkan bahwa biaya untuk membuat film Animasi berkualitas sangat tinggi, bahkan hingga Rp40 miliar.
"FYI, Budget pembuatan Film Animasi minimal di 30-40 M diluar Promosi. Dan dikerjakan dalam jangka waktu 4-5 tahun," katanya.
Melihat kualitas animasi yang ditampilkan dalam trailer film ini, Hanung Bramantyo seperti mewajarkan karena menurutnya memang budget tersebut sangat terbatas.
"Budget 6M hanya sampai tingkat Previs (kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan Animator). Kalo itu yang ditayangkan, sudah pasti penonton akan resisten, Ibarat membangun rumah, belom dipelur semen dan lantainya masih cor2an kasar," ujarnya.
Meski begitu, banyak warganet tetap tidak habis pikir dengan penayangan film ini di bioskop karena kualitasnya.