“Ini bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah taktis menuju masa depan pendidikan yang inklusif secara teknologi,” kata Gogot.
Ia berharap kolaborasi Kemendikdasmen, Arasoft, dan dukungan dari National IT Industry Promotion Agency (NIPA) Korea Selatan dapat mendorong pemerataan kompetensi guru dan memperkuat literasi digital nasional.
Gogot menegaskan, program ini sejalan dengan agenda prioritas Kemendikdasmen dalam membangun pendidikan inklusif dan berdaya saing global.
"Langkah melalui program strategis seperti wajib belajar 13 tahun, penguatan karakter, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, literasi-numerasi berbasis teknologi abad ke-21, pemenuhan sarana pembelajaran digital, serta pengembangan bahasa dan sastra," jelasnya.