Ustadz Koh Dennis Bagikan Cokelat di Pesawat: Gestur Mengharukan demi Redam Tangis Bayi di Penerbangan Perdana

Rabu 06 Agu 2025, 16:16 WIB
Viral! Aksi Ustadz Koh Dennis Bagi-Bagi Cokelat di Kabin Pesawat: Ternyata Ini Alasannya (Sumber: Instagram/@kohdennislim)

Viral! Aksi Ustadz Koh Dennis Bagi-Bagi Cokelat di Kabin Pesawat: Ternyata Ini Alasannya (Sumber: Instagram/@kohdennislim)

Di sinilah kita melihat kekuatan komunikasi antarmanusia. Dalam situasi sesederhana penerbangan, yang seringkali penuh stres, sebuah surat bisa menjadi jembatan pemahaman dan toleransi.

Menjadi Orang Tua yang Bertanggung Jawab Secara Sosial

Tidak sedikit orang tua yang merasa tertekan saat harus membawa bayi dalam perjalanan udara. Tangisan bayi bisa menimbulkan keluhan dari penumpang lain, dan tidak semua orang siap menghadapi tekanan tersebut.

Apa yang dilakukan Ustadz Koh Dennis memperlihatkan sebuah pelajaran penting: menjadi orang tua bukan hanya soal mengurus anak, tapi juga soal menjadi bagian dari masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab.

Dengan memberikan permen dan cokelat, Dennis menyampaikan satu pesan utama: “Saya peduli pada kenyamanan Anda, meski saya harus membawa bayi saya dalam penerbangan ini.”

Peran Tokoh Publik dalam Menebar Inspirasi

Sebagai pendakwah yang aktif di media sosial, Dennis Lim memang dikenal dengan gaya dakwahnya yang santun dan penuh toleransi. Sebagai mualaf berdarah Tionghoa, ia membawa narasi keislaman yang inklusif, penuh kasih, dan tidak menghakimi.

Tindakannya di pesawat hanya salah satu dari sekian banyak contoh kehidupan nyatanya yang mencerminkan nilai-nilai Islam moderat. Ia menginspirasi dengan cara yang membumi, lewat tindakan nyata, bukan hanya kata-kata.

Dalam berbagai konten media sosialnya, Dennis kerap membahas topik-topik seperti hubungan keluarga, toleransi antarumat beragama, dan pentingnya saling menghormati di ruang publik.

Makna Sosial dan Budaya di Balik Tindakan

Dalam konteks sosial-budaya Indonesia, tindakan Dennis sangat relevan. Masyarakat kita masih sering menempatkan “kenyamanan pribadi” di atas kepentingan umum. Misalnya, ketika ada anak kecil yang menangis di tempat umum, tidak jarang komentar negatif langsung dilontarkan tanpa empati terhadap orang tua.

Melalui tindakannya, Dennis memperlihatkan bahwa bisa saja kita mengantisipasi reaksi negatif dengan cara yang menyenangkan dan mendamaikan. Ia membalik potensi konflik menjadi ruang dialog dan penerimaan.

Baca Juga: Blak-blakan! Fujianti Utami Ungkap 3 Keinginan di Tahun 2025: Pacar, Villa di Bali, hingga Mobil Baru

Pelajaran untuk Semua: Empati Itu Menular

Satu kantong kecil berisi permen dan secarik surat mungkin tidak akan mengubah dunia. Namun tindakan kecil ini mampu mengubah suasana hati satu pesawat.

Bayangkan jika lebih banyak orang bertindak dengan empati yang sama dalam antrean bank, di jalan raya, atau di ruang publik lainnya. Dunia akan menjadi tempat yang lebih nyaman ditinggali.


Berita Terkait


News Update