Bagi pemula, RDPU bisa menjadi media pembelajaran untuk mengenal dunia reksa dana tanpa harus khawatir terhadap risiko besar.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
Setelah merasa nyaman dengan RDPU, pemula yang ingin sedikit meningkatkan imbal hasil bisa mempertimbangkan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT).
Produk ini umumnya berisi obligasi pemerintah maupun korporasi, dengan proporsi investasi minimal 80% dari total dana kelolaan.
Baca Juga: Tips Ampuh Agar Rekening BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Tidak Menjadi Dormant dan Diblokir Pemerintah
RDPT direkomendasikan untuk tujuan jangka menengah, seperti menyiapkan uang muka rumah, biaya pernikahan, atau tabungan pendidikan dalam rentang waktu 1 hingga 3 tahun.
Risiko RDPT memang lebih tinggi dibandingkan RDPU, tetapi fluktuasi nilainya masih tergolong moderat dan dapat ditoleransi oleh investor pemula.
Dengan strategi yang tepat dan pemilihan manajer investasi yang kompeten, RDPT dapat memberikan imbal hasil yang kompetitif tanpa tekanan volatilitas pasar yang terlalu tajam.
3. Reksa Dana Indeks
Untuk pemula yang mulai berani menanamkan modal dalam jangka panjang, Reksa Dana Indeks (Index Fund) bisa menjadi opsi yang sangat menarik. Produk ini mereplikasi kinerja indeks saham tertentu seperti IDX30, LQ45, atau SRI-KEHATI.
Kelebihan utama reksa dana indeks terletak pada strategi pasif yang digunakan, di mana manajer investasi tidak aktif memilih saham, melainkan mengikuti pergerakan indeks acuan. Hal ini menjadikan biaya pengelolaan lebih rendah dan kinerja cenderung sejalan dengan pasar.
Investasi di reksa dana indeks sangat cocok untuk jangka waktu di atas lima tahun, seperti persiapan dana pensiun atau perencanaan keuangan masa depan lainnya.
Meski risikonya lebih tinggi, potensi pertumbuhannya pun jauh lebih besar, apalagi jika dilakukan secara konsisten.
Kesimpulannya, dalam menentukan jenis reksa dana terbaik, pemula harus terlebih dahulu memahami tujuan finansial serta profil risiko pribadi.