POSKOTA.CO.ID - Zacky Anugrah (17), siswa SMK Muhammadiyah 2 Cibiru, Kota Bandung, bukanlah sosok biasa. Di lingkungan sekolahnya, ia dikenal sebagai murid yang aktif, cerdas, dan ramah.
Tak sedikit yang menyebutnya panutan di antara teman-temannya. Kepergiannya yang mendadak dalam peristiwa tragis pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, menjadi pukulan berat bagi keluarga, sekolah, dan warganet.
Zacky adalah gambaran anak muda yang berjuang menapaki masa depan lewat jalur pendidikan kejuruan. Ia dipercaya menjadi wakil ketua kelas, aktif dalam kegiatan sekolah, dan tengah menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sebuah bengkel motor, sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran.
Baca Juga: Harga Emas Antam 3 Agustus 2025 Naik Rp49.000, Cek di Sini Harga Terbarunya!
Tragedi Malam Jumat: Kronologi Penusukan yang Mengguncang
Malam itu, sekitar pukul 20.30 WIB, warga Jalan Cikuda, Kecamatan Cibiru, dikejutkan oleh penemuan tubuh Zacky yang tergeletak bersimbah darah di depan bengkel Thr Project. Warga setempat segera menghubungi Ketua RW, Asep Somantri, yang kemudian memastikan bahwa korban merupakan siswa yang tengah PKL di lokasi tersebut.
Kapolsek Panyileukan, Kompol Kurnia, mengonfirmasi bahwa korban mengalami luka tusuk serius. Sayangnya, saat tim medis tiba di lokasi, nyawa Zacky tak tertolong. Jenazahnya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Sartika Asih untuk keperluan otopsi.
Dalam waktu lima jam setelah kejadian, aparat kepolisian berhasil mengamankan pelaku yang diidentifikasi sebagai Tino Nugraha, mahasiswa Universitas Widyatama berusia 19 tahun. Pelaku dan korban diketahui saling mengenal, dan menurut keterangan awal pihak kepolisian, motif penusukan diduga berakar pada persoalan asmara—kemungkinan cinta segitiga yang belum sepenuhnya terungkap.
Viral di TikTok: Dukacita yang Bercampur Rasa Ingin Tahu
Kabar meninggalnya Zacky menyebar cepat, terutama lewat TikTok dan Instagram. Banyak video ucapan belasungkawa dibagikan, tapi tak sedikit pula yang menggiring perhatian publik ke arah yang lebih spekulatif.
Pertanyaan-pertanyaan seperti "Siapa pacar Zacky Anugrah?" atau "Apa akun IG-nya?" membanjiri kolom komentar. Motif asmara yang disebutkan polisi memancing rasa ingin tahu netizen tentang kehidupan pribadi Zacky, meskipun pihak keluarga belum mengonfirmasi apapun.
Kematian seseorang, apalagi anak muda dengan masa depan cerah seperti Zacky, semestinya menjadi momen perenungan bagi masyarakat. Namun di era digital, tragedi pribadi sering kali diubah menjadi konsumsi publik tanpa kendali.
Fenomena viralnya kasus ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat memperkuat solidaritas dan empati, tapi juga bisa menjadi ruang spekulasi yang melanggar privasi. Banyak netizen yang sebenarnya hanya ingin menunjukkan dukungan, namun tanpa sadar ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.