Setiawan berharap acara ini dapat melahirkan penerbitan “KITAB MA HA IS MA YA”, sekaligus membangkitkan kesadaran spiritual dan sosial lintas tokoh agama, politik, budaya, dan masyarakat.
"Acara ini bertujuan menghidupkan kembali nilai-nilai spiritualitas dan kearifan lokal, menumbuhkan kesadaran tanggung jawab hidup berkelanjutan, serta menginspirasi pemimpin yang selaras dengan alam dan kemanusiaan," ujarnya.
Sri Eko, yang juga dikenal sebagai pemimpin spiritual Nusantara, tampil dengan beskap putih gading dan penutup kepala senada. Ia tampak khusyuk saat membacakan syair dan doa yang dipersembahkan untuk para peserta.
"Kesetiaan adalah cinta daripada suatu makna, karena dengan setia kita akan kemudian berada dengan kejujuran dan takwa serta penantian adalah sebuah makna yang kemudian tertulis di sini," ucap Sri Eko.