Stok Beras di Bekasi Aman, Disperindag Waspadai Produk Oplosan

Jumat 01 Agu 2025, 14:15 WIB
Kepala Seksi Analis Perdagangan Disperindag Kota Bekasi, Eko Wijatmiko, memastikan stok beras di Kota Bekasi dalam batas aman. Pihaknya juga akan melakukan pemantauan terkait beras oplosan di pasaran. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Kepala Seksi Analis Perdagangan Disperindag Kota Bekasi, Eko Wijatmiko, memastikan stok beras di Kota Bekasi dalam batas aman. Pihaknya juga akan melakukan pemantauan terkait beras oplosan di pasaran. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI, POSKOTA.CO.IDDisperindag Kota Bekasi memastikan stok beras untuk masyarakat masih aman, meski sejumlah produk ditarik produsen buntut isu beras oplosan.

“Setelah kami lakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional dan toko modern memang ada beberapa produk beras yang ditarik oleh produsennya. Tapi kami masih memiliki stok beras lokal, jadi ketersediaannya masih aman di bulan-bulan ini,” kata Kepala Seksi Analis Perdagangan Disperindag Kota Bekasi, Eko Wijatmiko, di Plaza Pemkot Bekasi, Jumat, 1 Agustus 2025.

Menurut Eko, beras lokal yang beredar saat ini mayoritas berasal dari Karawang, Subang, dan Jawa Tengah, dengan kemasan 50 kilogram.

Selain itu, pihaknya juga mengandalkan pasokan dari Bulog melalui program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menekan lonjakan harga.

Baca Juga: Dirut PT Food Station Tersandung Kasus Beras Oplosan, Begini Modusnya

“Kami kerja sama dengan unit-unit pasar. Insya Allah, hari Senin beras SPHP sudah mulai disalurkan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keberadaan stok dari Bulog sangat penting untuk menyeimbangkan distribusi beras yang terdampak penarikan produk dari toko modern.

“Adanya stok Bulog ini diharapkan dapat menstabilkan kondisi beras yang ditarik di pasaran. Insya Allah, semoga pemerintah bisa menstabilkan,” tambahnya.

Eko memastikan pasokan dari Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar dua juta warga Kota Bekasi. Bahkan sebagian telah disalurkan ke 56 desa sebagai bantuan pangan untuk keluarga penerima manfaat (KPM).

“Stok dari Bulog kami nilai cukup. Distribusi untuk bantuan pangan juga sudah berjalan,” tegasnya.

Terkait isu beras oplosan, Eko menyebut belum ada laporan resmi dari masyarakat. Namun, sejumlah pedagang disebut telah menarik sendiri produk yang dicurigai tidak sesuai standar.


Berita Terkait


News Update