BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Di tengah beban hidup yang makin menjerat, warga Bekasi kembali dibuat geram dengan munculnya kasus peredaran beras oplosan yang ditemukan beredar di pasaran. Para ibu rumah tangga pun merasa dirugikan dan dibohongi, sebab beras yang dikira premium ternyata hasil oplosan dari jenis kualitas menengah hingga rendah.
Asrita, 43 tahun, warga Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, mengaku kaget dan kecewa berat usai mengetahui beras yang selama ini ia beli kemungkinan besar termasuk yang dioplos. Selama ini ia membeli beras premium demi menjaga kualitas makanan bagi keluarganya, meski harus merogoh kantong lebih dalam.
"Saya sengaja beli beras yang harganya mahal. Saya kira bagus, ternyata masih ada yang tega mengoplos. Kalau gini mah, sama aja makan beras murah, tapi bayar mahal. Rasanya kayak dibohongi," keluh Asrita saat ditemui di area pasar Babelan, Jumat, 1 Agustus 2025.
Asrita mengaku kini ia harus lebih hati-hati saat membeli beras. Bahkan, sebelum membeli, ia selalu meminta penjual membuka karung beras agar bisa dicek langsung tekstur dan aromanya.
Baca Juga: DPRD Nilai Kasus Mutu Beras sebagai Ujian BUMD Jakarta
"Sekarang saya harus lebih selektif dalam membeli beras untuk dimakan keluarga. Saya lihat dulu bentuknya, sembari cium aromanya. Biasanya, kalau dari warna dan bentuknya sudah aneh, pas dimasak pasti beda. Teksturnya lembek, aromanya nggak sedap," tuturnya.
Hal senada disampaikan Asnah, 42 tahun, warga Tambun Utara. Ia mengaku khawatir dengan peredaran beras oplosan, terlebih karena kondisi ekonomi keluarganya sudah cukup berat. Menurutnya, isu ini menambah kecemasan warga yang harus pintar-pintar mengatur pengeluaran di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Sekarang apa-apa serba mahal. Mau makan aja susah. Beras itu kebutuhan pokok, masa kami harus ditipu juga? Beli dengan harga tinggi, tapi kualitas enggak jelas. Ini bukan soal uang aja, tapi juga soal kepercayaan dan kesehatan keluarga," tegas Asnah.
Asnah mengaku sempat mencurigai perubahan rasa dan tekstur beras yang ia masak beberapa waktu lalu. Namun, ia tak menyangka kalau itu bisa jadi akibat beras oplosan.
Baca Juga: Pramono Terima Surat Pengunduran Dirut Food Station Buntut Kasus Mutu Beras
"Saya kira cuma salah merek, ternyata emang ada penyebaran beras oplosan di pasar dan swalayan. Ya, makin khawatir sekarang," tuturnya.
Dengan adanya kemunculan beras oplosan tersebut, Asnah berharap pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi segera mengambil tindakan tegas. Ia meminta agar pengawasan terhadap peredaran beras diperketat dan produsen bisa segera menarik peredaran beras oplosan di pasar.
"Kalau bisa pemerintah jangan cuma minta produsen menarik beras oplosan dari pasaran. Tapi juga diberikan hukuman seberat-beratnya. Ini udah bikin banyak orang rugi. Pemerintah juga tolong lebih ketat lagi, jangan sampai rakyat kecil makin menderita," katanya.
Dirinya juga mendesak agar pemerintah lebih aktif mengedukasi warga soal cara membedakan beras asli dan oplosan, serta memastikan pasar-pasar tradisional diawasi dengan ketat agar tidak menjadi tempat peredaran barang oplosan.
Baca Juga: Satgas Pangan Sebut Food Station Manipulasi Mutu Beras
"Sesekali pemerintah juga harus kasih edukasi ke masyarakat. Ajarin kami cara bedain beras premium dan yang palsu. Jangan biarkan kami seperti beli kucing dalam karung," ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Pangan baik dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi maupun Kabupaten Bekasi telah menggerebek beberapa pasar tradisional dan swalayan terkait adanya dugaan praktik pengoplosan beras. Dimana beras medium dicampur dan dikemas ulang menyerupai premium, lalu dijual dengan harga tinggi di berbagai wilayah di Bekasi.