Caranya, mengembangkan perpustakaan menjadi ruang kreatif, bukan hanya tempat menyimpan buku. Bisa difungsikan juga sebagai ruang diskusi, tempat produksi konten edukatif, hingga laboratorium literasi digital.
Digitalisasi layanan dan pemanfaatan teknologi juga penting agar jangkauan perpustakaan tidak terbatas pada gedung fisik semata.
Baca Juga: Daftar Harga Terbaru iPhone 14 Series di Tahun 2025
Dengan demikian, perpustakaan dapat menjadi tempat yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya membaca di masyarakat Jakarta.
"Perpanjangan jam operasional berpotensi meningkatkan minat baca jika dibarengi dengan program yang menarik serta relevan," ucap Elva.
Dengan upaya-upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan minta baca, Elva berharap perpustakaan bisa menjadi simpul pengetahuan sekaligus ruang tumbuhnya ide dan karakter generasi muda Jakarta.
Tentunya dibarengi dengan pengelolaan yang cermat, efisien, dan berorientasi pada manfaat jangka panjang bagi warga.
"Minat baca yang tinggi adalah pondasi utama dalam membangun generasi kritis, inovatif, dan berdaya saing," tutur Elva.
Perpustakaan RPTRA Tingkatkan Literasi Anak
Kini, pembangunan perpustakaan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) tengah digencarkan. Anggota Komisi E Subki berharap, perpustakaan di seluruh RPTRA bisa meningkatkan literasi atau minat baca anak-anak Jakarta.
"Saya mengapresiasi hadirnya perpustakaan di RPTRA. Semoga bisa menambah minat baca, karena bisa lebih santai untuk menikmati bacaan yang mereka pilih," ujar Subki, beberapa waktu lalu.