Diplomasi Internasional Meningkat, Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Dinilai Belum Efektif Tarik Investasi

Rabu 30 Jul 2025, 12:25 WIB
Potret Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8 Prabowo Subianto. (Sumber: Ist.)

Potret Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8 Prabowo Subianto. (Sumber: Ist.)

POSKOTA.CO.IDPresiden Prabowo Subianto terus menunjukkan intensitas tinggi dalam lawatan luar negerinya sebagai bagian dari upaya meningkatkan profil Indonesia di mata dunia internasional dan menarik minat investasi asing.

Namun, berdasarkan pengamatan sejumlah analis, langkah tersebut dinilai belum cukup untuk menahan arus modal keluar atau capital outflow yang cukup signifikan.

Jurnalis senior Hersubeno Arief menyatakan bahwa meskipun diplomasi luar negeri menjadi prioritas, akar persoalan justru terletak pada kondisi politik dalam negeri yang belum tertata.

“Tampaknya ini tidak cukup hanya dengan intensitas perjalanan ke luar negeri yang tinggi, tapi justru yang jadi soal itu adalah dinamika politik dalam negeri yang harus dirapikan,” kata Hersubeno dalam perbincangan bersama pengamat politik Rocky Gerung, dikutip dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Baca Juga: Berapa Harta Kekayaan Al Haris? Gubernur Jambi yang Jadi Sorotan Usai Diduga Ketiduran Saat Prabowo Pidato

Rocky Gerung menilai bahwa pasar telah mengirimkan sinyal ketidakpercayaan terhadap situasi politik nasional. Dalam pekan terakhir, terjadi aliran modal keluar yang mencapai lebih dari triliunan dari pasar keuangan Indonesia.

Menurutnya, ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakstabilan politik dan ketidakpastian hukum.

“Kendati dia (angka capital outflow) mungkin terlalu kecil sebagai pembanding, tapi faktanya dalam minggu ini sudah berapa, 11, 11, apa, 17 triliun capital outflow itu asing keluar dari pasar. Itu sinyal bahwa ada ketidakpercayaan investor terhadap kondisi politik,” ujar Rocky.

Ia juga menyoroti persepsi internasional terhadap perlakuan negara terhadap tokoh seperti Thomas Lembong, yang dianggap sebagai indikasi lemahnya keadilan dan potensi ancaman terhadap investasi.

Baca Juga: Rincian Harta Kekayaan Prabowo Subianto Capai Rp2,06 Triliun Berdasarkan LHKPN Terbaru

“Kalau Tom Lembong saja bisa dipersekusi oleh kekuasaan dan ketidakadilan itu ada di situ, bagaimana mereka hendak menjaminkan investasi kami itu akan sehat di waktu yang akan datang?” ujarnya.


Berita Terkait


News Update