Banyak pihak menduga bahwa akun tersebut dinonaktifkan secara sengaja oleh Aryo sendiri, menyusul tekanan opini publik yang tak lagi bisa dikendalikan. Fenomena ini menggambarkan betapa kuatnya pengaruh sosial media terhadap kehidupan figur publik, terlebih ketika menyangkut ranah privat yang terbuka ke hadapan khalayak.
Etika Menjaga Aib Rumah Tangga: Ruce dan Sikap Diamnya
Di sisi lain, netizen juga memuji Ruce karena tidak membuka aib rumah tangganya ke publik. Dalam era digital yang memungkinkan siapa saja menjadi narasumber bagi hidupnya sendiri, pilihan untuk tetap diam merupakan tindakan yang cukup langka dan terhormat.
“Ruce hebat, tetap diam, padahal sudah disakiti sedalam itu,” tulis salah satu komentar.
Ini menunjukkan adanya pergeseran kesadaran publik, bahwa tidak semua hal harus dijadikan konten, dan bahwa kekuatan bisa datang dari kesabaran serta kontrol terhadap narasi diri.
Dampak Sosial: Dari Pengadilan ke Pengadilan Warganet
Yang menarik dari kasus ini adalah bagaimana putusan hukum formal berubah menjadi objek peradilan sosial di platform digital. TikTok dan Twitter/X menjadi ruang diskusi, perdebatan, dan solidaritas. Hal ini mencerminkan bagaimana sistem keadilan kini tak hanya bersifat legal, tapi juga bersifat sosial, berbasis emosi publik.
Warganet bukan hanya penonton, tetapi juga pembentuk opini yang bisa memengaruhi reputasi dan arah hidup seseorang. Keputusan untuk menghilangkan akun mungkin dilandasi oleh kebutuhan akan ketenangan, namun juga bisa diartikan sebagai bentuk “penghindaran” dari pertanggungjawaban moral.
Kasus Ruce dan Aryo menyentuh hati publik karena menyajikan konflik yang relatable: pasangan muda, rumah tangga yang terlihat ideal di media sosial, anak yang masih kecil, dan luka emosional yang mendalam. Publik melihat bukan hanya siapa yang salah, tetapi apa yang seharusnya tidak terjadi dalam relasi intim.
Masyarakat merespons bukan semata karena keingintahuan, tapi karena empati. Banyak dari kita yang diam-diam menyimpan luka serupa, atau menyaksikan teman dan keluarga terdekat melalui jalan yang sama. Dalam hal ini, Ruce Nuenda menjadi simbol ketabahan, dan Aryo Disa menjadi cermin dari apa yang perlu dicegah.
Baca Juga: Pendidikan Karakter Dinilai Ampuh Tekan Angka Kekerasan di Sekolah, Ini Mekanismenya
Menuju Kesadaran Baru: Privasi, Kekerasan, dan Narasi Perempuan
Dari perspektif sosial, kasus ini membuka ruang diskusi tentang batas privasi dalam era digital, serta pentingnya kesadaran terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Selama ini, banyak korban KDRT memilih diam, bukan karena lemah, tapi karena sistem sosial yang tidak memberi ruang aman.
Ketika seorang perempuan seperti Ruce memutuskan untuk tetap menjaga kehormatan pribadi dan keluarga meskipun dilukai, ia tak hanya menyelamatkan diri, tapi juga mengedukasi publik bahwa menjadi korban bukanlah aib, dan kekuatan sejati seringkali datang dalam bentuk ketenangan.
Kasus perceraian Aryo Disa dan Ruce Nuenda bukan hanya tentang selebriti, bukan pula tentang drama rumah tangga. Ini adalah cerminan dari realitas sosial kita hari ini: bagaimana media sosial bisa memperkuat atau menghancurkan, bagaimana publik membentuk opini kolektif, dan bagaimana perempuan memilih caranya sendiri untuk bertahan.