POSKOTA.CO.ID - PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), emiten yang masih satu grup dengan raksasa bisnis milik taipan Prajogo Pangestu, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025.
Dibanderol dengan harga penawaran perdana Rp190 per lembar saham, CDIA seolah langsung menarik magnet investor dari berbagai kalangan.
Dalam tempo yang sangat singkat kurang dari dua minggu harga saham CDIA melesat hingga lebih dari 300%. Lonjakan yang menembus batas auto reject atas (ARA) setiap hari membuat otoritas bursa angkat suara dan mengambil tindakan tegas.
Baca Juga: Pria di Serang Edarkan 4,6 Gram Sabu, Terancam Penjara 5 Tahun
Kronologi Singkat: Dua Suspensi dalam Dua Pekan
Berikut alur pergerakan harga dan respons otoritas:
- 9 Juli 2025: CDIA resmi IPO dengan harga Rp190 per lembar.
- 17 Juli 2025: Suspensi pertama dilakukan karena lonjakan tak wajar.
- 18 Juli 2025: Suspensi dicabut, saham kembali diperdagangkan.
- 23 Juli 2025: Suspensi kedua diberlakukan, belum ada pencabutan hingga kini.
Keputusan Bursa untuk menghentikan sementara perdagangan saham ini bukanlah tanpa dasar. Kenaikan yang terlalu cepat dapat menimbulkan distorsi harga, membingungkan investor ritel, dan memunculkan risiko gelembung (bubble) pada saham yang belum punya rekam jejak fundamental panjang.
Mengapa Saham CDIA Bisa Melejit?
1. Daya Tarik Grup Prajogo Pangestu
CDIA bukan perusahaan sembarangan. Meski tergolong pendatang baru, ia berada di bawah ekosistem bisnis yang sangat mapan. Nama besar Prajogo Pangestu, yang dikenal sebagai taipan energi dan petrokimia, memberikan kepercayaan psikologis bagi investor.
Banyak pelaku pasar mengasosiasikan saham dalam lingkup bisnis Prajogo sebagai saham yang "berpotensi besar", sehingga menimbulkan herding effect atau efek ikut-ikutan membeli.
2. Bisnis Inti yang Menjanjikan
CDIA bergerak di sektor energi, logistik, dan pelabuhan—tiga pilar yang dianggap sangat krusial dalam rantai pasok nasional. Rencana ekspansi seperti pembangunan kapal chemical vessel dan perluasan fasilitas pelabuhan menjadi pemicu optimisme terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
3. Supply Saham Terbatas
IPO CDIA tidak menyertakan banyak saham untuk publik. Kondisi ini menyebabkan permintaan yang tinggi tidak bisa diimbangi dengan pasokan yang cukup, sehingga harga terdorong naik secara agresif. Dari perspektif teknikal, situasi ini menciptakan tekanan beli yang berkelanjutan.
Langkah BEI menyetop perdagangan CDIA untuk sementara merupakan bentuk intervensi preventif yang penting. BEI berupaya menegaskan bahwa pasar saham tidak hanya soal untung cepat, tetapi juga harus mencerminkan nilai wajar dan keberlanjutan jangka panjang.