"Kondisi pasar yang bersih, rapi, dan nyaman akan menjadi daya tarik utama bagi pembeli. Pedagang juga berharap revitalisasi ini bisa segera dilanjutkan, seperti yang sudah dicanangkan Perumda Pasar Jaya," ucapnya.
Sementara itu, Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar pusat perbelanjaan ditertibkan. Kemudian, praktik pungutan liar (pungli) juga harus dihilangkan sebagai penarik masyarakat untuk datang.
"Sehingga penataan kawasan pasar dapat tertata dengan baik. Ini akan membuat suasana pasar lebih tertib dan nyaman bagi semua," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pasar Kramat Jati Sepi Imbas PHK Massal
Andri menyampaikan, masalah kebersihan dan pengelolaan sampah yang masih menjadi keluhan harus segera diatasi. Menurutnya, Pemprov Jakarta perlu memastikan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, serta menjaga kebersihan pasar secara berkelanjutan.
"Pasar yang bersih adalah kunci kenyamanan. Jangan sampai bau tak sedap atau tumpukan sampah membuat pembeli enggan datang," kata dia.
Perumda Pasar Jaya juga diminta menggalakkan promosi dan pemasaran, seperti kampanye digital di media sosial, kerja sama dengan influencer lokal, atau penyelenggaraan acara menarik di pasar.
"Kita harus berinovasi dalam menarik minat masyarakat. Pasar tradisional tidak boleh kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan modern atau platform online," kata dia.
Baca Juga: Mulai Rp1,3 Jutaan! Vivo Gebrak Pasar Smartphone dengan Rilis Terbaru Juli 2025
Di samping itu, ia meminta Pemprov Jakarta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pedagang supaya mampu beradaptasi dengan era digital. Pelatihan mencakup penggunaan platform e-commerce, manajemen stok, hingga strategi pemasaran online.
"Pedagang harus dibekali kemampuan untuk berjualan secara hybrid, baik offline maupun online, sehingga jangkauan pasar mereka semakin luas," ujarnya.
Ia mengatakan, langkah perbaikan dilakukan demi keberlangsungan Pasar Kramat Jati dan kesejahteraan para pedagang.