Sebelumnya, yang bersangkutan diketahui pernah mengunggah video yang menampilkan adegan seolah-olah pasangan mesum berada di dalam mobil.
Aksi tersebut kala itu juga sempat memicu perhatian, namun tidak sempat diproses secara hukum.
Dalam video terbarunya, narasi dibuat seolah-olah pelaku sedang "berjasa" dalam membasmi tindakan tak pantas di ruang publik.
Padahal, motif di balik video tersebut diduga murni untuk menarik perhatian demi perolehan interaksi dan popularitas di media sosial.
Sensasi Tak Selalu Berbuah Prestasi
Kasus ini dinilai menjadi pelajaran penting bagi para pembuat konten di era digital. Pemkab Bogor menyatakan bahwa tindakan semacam ini dapat merusak citra daerah, serta menunjukkan kurangnya tanggung jawab dalam membuat konten publik.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa ketegasan dalam penindakan diperlukan agar menjadi pembelajaran bagi kreator konten lainnya.
Dengan ancaman proses hukum yang menanti, sang motovlogger kini tidak lagi dipandang sebagai figur pemberani, melainkan seseorang yang memanipulasi kebenaran dan mencemarkan nama baik daerah.
Pemerintah menekankan bahwa memburu viralitas tanpa etika dan fakta justru akan merugikan diri sendiri dan masyarakat luas.