POSKOTA.CO.ID – Pengusaha dan influencer keuangan Timothy Ronald menyampaikan serangkaian pernyataan yang menyoroti ketimpangan ekonomi, sistem pendidikan, dan pandangan masyarakat terhadap uang.
Pernyataan-pernyataan tersebut, yang disampaikan dengan gaya lugas dan provokatif, mengundang reaksi beragam dari publik.
“Kalau lu klik video ini berarti lu sadar kalau lu itu miskin dan lu pengin berubah,” ujar Ronald Timothy, dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Ia kemudian mengkritik cara pikir masyarakat kelas menengah ke bawah yang menurutnya cenderung menyalahkan faktor eksternal seperti pemerintah dan kondisi ekonomi global atas situasi keuangan pribadi.
Baca Juga: Strategi Rahasia Timothy Ronald Ubah Rp2 Juta Jadi Rp100 Miliar dari Bitcoin
Ronald Timothy menyebut bahwa sistem pendidikan, dunia kerja, hingga budaya menabung, merupakan bagian dari “script” yang diwariskan kepada masyarakat sejak kecil, tetapi tidak pernah menghasilkan kekayaan yang signifikan.
“Lu sekolah yang rajin, cari nilai yang bagus, dengan nilai yang bagus lu bisa lamar kerja. Lu cari gaji, gaji naik pelan-pelan lalu nabung di celengan ayam. Itu adalah script yang ditanamkan ke lu sejak lu kecil,” ujar Ronald Timothy
Ronald menyatakan bahwa sistem tersebut hanya menjadikan seseorang seperti "hamster yang lari di roda", tampak sibuk tapi tidak ke mana-mana. Ia mengklaim bahwa orang-orang kaya menciptakan sistem mereka sendiri dan tidak mengikuti “aturan main” umum seperti bekerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.
“Yang kaya adalah mereka yang punya sistemnya, mereka yang bikin aturan mainnya sendiri, mereka yang ciptain game-nya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ronald Timothy menjelaskan bahwa uang bukanlah sekadar hasil dari kerja keras atau kecerdasan, tetapi hasil dari kontrol atas sistem dan informasi. Ia mencontohkan bahwa dalam situasi inflasi, orang kaya justru diuntungkan karena nilai aset mereka meningkat.
Ronald juga menyoroti perbedaan pandangan terhadap investasi dan aset. Ia mengkritik pandangan masyarakat umum terhadap tabungan, saham, dan bahkan trading kripto, yang dianggap banyak orang sebagai bentuk perjudian.
“Orang kaya itu paham uang itu sebagai alat. Mereka enggak pernah simpan uang di rekening. Mereka masuk ke proyek-proyek besar yang bahkan lu enggak tahu caranya,” katanya.
Selain itu, ia mengangkat isu ketimpangan akses terhadap informasi. Ronald mengklaim bahwa orang-orang kaya rela membayar mahal untuk mendapatkan akses informasi eksklusif, termasuk langganan data pasar atau kursus dari mantan manajer hedge fund global.
Baca Juga: Hanami Wang Pacar Timothy Ronald Atau Agatha Chelsea? Sosok Kekasih Investor Muda Ini Jadi Sorotan
“Informasi itu mahal. Gua bayar Rp100 juta cuma buat dapat PDF 13 halaman. Tapi itu kasih gua edge untuk bikin keputusan investasi yang hasilnya miliaran,” ungkapnya.
Ronald Timothy menyampaikan peringatan keras kepada audiensnya agar tidak terus-menerus terjebak dalam sistem lama dan mentalitas takut risiko. Ia menyebut bahwa mayoritas orang akan tetap terjebak dalam siklus lama karena enggan berubah.