Salah satu orang tua murid, Ica, 38 tahun, yang mengantar anak ketiganya masuk TKIT mengaku tetap merasakan haru meski ini bukan pengalaman pertamanya.
“Hari ini pertama kali anak saya masuk sekolah, mengenal lingkungan baru. Rasanya masih sama seperti waktu pertama kakaknya. Deg-degan juga, takutnya dia grogi atau tiba-tiba nangis,” ucapnya.
Ica memilih menunggu di sekolah sambil mengamati dari jauh. Ia merasa lega melihat anaknya tampak senang dan mudah berbaur.
“Jadi untuk hari ini ya ditungguin dulu. Tapi tadi saya lihat dia happy dan ketawa bareng teman-temannya,” katanya.
Menurutnya, anak ketiganya terlihat lebih mandiri dibanding dua kakaknya. Sebelum MPLS, Ica juga sempat membekali anaknya dengan penjelasan tentang sekolah.
“Kayaknya yang ini lebih mandiri. Sebelum MPLS, saya sempat ngobrol. Saya bilang nanti di sekolah akan ketemu banyak teman dan harus sopan sama guru,” jelasnya.
Ica menilai pendekatan pendidikan di sekolah swasta mendukung pembentukan karakter, sehingga menjadi alasannya memilih SDIT Ash-Sholihah.
Baca Juga: Lirik Lagu Hari Baru Jingle MPLS Ramah 2025, Hafalkan Sebelum Masuk Sekolah
“Buat pendidikan di masa dini, saya rasa lebih bagus pilih yang swasta. Karena lingkungan sekolah sangat memengaruhi karakter anak,” ucapnya.
Ia berharap MPLS bisa menumbuhkan kemandirian dan semangat belajar anak, namun tetap disajikan secara menyenangkan.
“Mudah-mudahan anak-anak bisa lebih mandiri, bereksplorasi, dan belajar hal baru. Tapi jangan terlalu berat, karena mereka masih kecil,” harapnya.
MPLS di SDIT Ash-Sholihah dijadwalkan berlangsung selama lima hari. Tiga hari pertama untuk peserta baru TKIT dan kelas 1 SDIT, sedangkan kelas 2 hingga 6 mengikuti kegiatan pada hari keempat dan kelima.