"Dulu, income dari trading ratusan juta tetap saya catat. Bahkan makan di warteg Rp7.000 pun masuk ke laporan. Kalau nggak dicatat, kita nggak sadar duit bocor ke mana," jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahaya pengeluaran kecil yang terabaikan.
"Kopi 20 ribu sepele, tapi kalau tiga kali sehari, sebulan bisa habis 2 juta. Padahal uang itu bisa dialokasikan untuk investasi atau dana darurat," tambahnya.
Baca Juga: Lima Level Manusia dalam Kapitalisme Versi Timothy Ronald, Dari Pekerja hingga Filantropis
Tanpa Budgeting, Ibarat Perang Tanpa Senjata
Timothy memberikan analogi menarik:
"Kalau mau perang tapi nggak tahu strategi, nggak tahu kekuatan musuh, ya kalah. Sama halnya dengan keuangan, kita harus tahu posisi kita sebelum mengambil langkah besar."
Ia menambahkan, budgeting adalah strategi defensif sebelum melangkah ke investasi atau bisnis.
"Main bola tanpa kiper? Ya kebobolan. Keuangan juga butuh ‘penjaga’ agar nggak jebol," ujarnya dengan gaya khasnya.
Uang itu Seperti Perempuan: Jangan Diabaikan, Jangan Terlalu Dikekang
Di penghujung acara, Kalimasada menyampaikan analogi unik namun penuh makna:
"Uang itu seperti perempuan. Kalau diabaikan, dia pergi. Tapi kalau terlalu dikontrol, dia nggak berkembang. Kuncinya adalah keseimbangan."
Baca Juga: Orang Kaya Tak Pernah Nyicil? Pandangan Timothy Ronald tentang Jebakan Cicilan Bagi Kelas Menengah